REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Gelar Liga Primer Inggris keempat berturut-turut untuk Manchester City menandai periode dominasi satu tim yang belum pernah terjadi sebelumnya di sepak bola Inggris. Gelar keenam dalam tujuh musim menggarisbawahi keunggulan City di liga yang secara luas dianggap sebagai liga paling kompetitif – dan tentu saja paling populer – dalam olahraga ini.
Namun apakah keunggulan City berarti kompetisi kasta tertinggi Inggris berada dalam bahaya menjadi liga yang membosankan bagi miliaran penggemarnya di seluruh dunia? Pep Guardiola tidak berpikir demikian.
"Membosankan? Tidak. Ini sangat sulit," kata Guardiola pekan lalu menjelang timnya mengamankan gelar juara.
Kesuksesan City tidak bisa dibandingkan dengan Bayern Munchen di Jerman. Bayern telah mengubah Bundesliga menjadi kompetisi satu tim hingga kemenangan beruntun selama 11 tahun diakhiri oleh Bayer Leverkusen pada musim ini.
Paris Saint-Germain telah memenangkan 10 dari 12 gelar liga terakhir di Prancis. Celtic telah memenangkan semuanya kecuali satu dari 13 musim terakhir di Skotlandia.
Tak satu pun dari liga-liga tersebut sepopuler liga papan atas Inggris. Kurang serunya persaingan bisa menjadi salah satu alasannya.
Itu bukan masalah City. Namun jika empat kali berturut-turut bertambah menjadi lima, enam, tujuh, hal ini bisa menjadi masalah bagi semua klub papan atas Inggris jika berdampak pada pendapatan yang dihasilkan dari penjualan hak siar global.
Sebab, persaingan inilah yang membuat Liga Primer menjadi hiburan box office, selain tentunya aksi para pesepak bola papan atas dunia yang berkumpul di sana. Untuk saat ini, persaingan tersebut masih terlihat jelas.
City perlu memenangkan pertandingan terakhirnya musim ini melawan West Ham untuk akhirnya menahan tantangan Arsenal dan merebut gelar dengan selisih dua poin. Ini ketiga kalinya tim asuhan Guardiola melakoni hari terakhir musim ini sebelum dinobatkan sebagai juara, setelah dua kali sebelumnya bersaing dengan Liverpool.
Persaingan ketat
Walaupun berita utama menceritakan kisah kekuasaan City yang hampir tak terputus selama tujuh musim terakhir, detailnya menunjukkan betapa ketatnya persaingan mereka, dengan Liverpool hanya kehilangan satu poin pada tahun 2019 dan 2022.
Liverpool...