REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Polda Jawa Barat telah merilis pelaku utama pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon pada 2016 silam bernama Pegi Setiawan. Meski demikian, tak sedikit yang meragukan hal itu.
Salah seorang tetangga Pegi di Desa Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Suharsono (40), mengaku yakin Pegi merupakan korban salah tangkap. Pasalnya, dia masih bersama Pegi di Bandung pada 27 Agustus 2016.
"Saya kerjanya bareng (dengan Pegi). Gak yakin (Pegi pelaku pembunuhan Vina dan Eky). Pegi itu salah tangkap,’’ kata Suharsono, yang biasa dipanggil Bondol, saat ditemui di Cirebon, Ahad (26/5/2024).
Suharsono menceritakan, beberapa hari sebelum peristiwa pembunuhan terhadap Vina dan Eky, dirinya ditelepon oleh Pegi, yang saat itu berada di Bandung. Saat itu, Pegi menawarkan pekerjaan untuknya sebagai kuli bangunan bersamanya.
"Awalnya dia nelepon ke saya, nanya, 'Mang Bondol lagi nganggur gak?' Kalau nganggur, berangkat aja ke Bandung,’’ ujar Suharsono, menirukan ucapan Pegi.
Suharsono (Bondol) pun mengaku menuruti ajakan Pegi karena saat itu dirinya sedang menganggur. Dia kemudian berangkat ke Bandung pada 21 Agustus 2016 bersama adik Pegi yang bernama Robi.
Sesampainya di Bandung, lanjut Suharsono, selain Pegi juga ada Parman (paman Pegi) dan Ibnu (saudara Pegi). Mereka selanjutnya kerja bareng sebagai kuli untuk membangun rumah milik salah seorang warga di Bandung.
"Tapi di sana saya cuma satu minggu. Pas gajian tanggal 27 Agustus 2016, saya pulang karena gak betah. Saya ngomong sama Pegi, saya gak betahlah, mau pulang," tutur Suharsono.
Menurut Suharsono, saat itu Pegi mempersilakannya untuk pulang. Bahkan, Pegi juga yang mengantarkannya sampai ke jalan raya untuk naik angkutan kota (angkot) menuju Terminal Leuwipanjang Kota Bandung.
"Saya diantarkan oleh Pegi, Ibnu dan Robi sampai jalan raya. Pas angkot datang, saya naik tuh jurusan Leuwipanjang. Itu sekitar jam 8 malam (20.00 WIB). Setelah di Terminal Leuwipanjang, saya lanjut naik bus jurusan arah Cirebon," terang Suharsono.