REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menjalin sinergi dengan Malaysia International Islamic Financial Centre (MIFC). Keduanya sepakat bahwa hubungan kerja sama antar negara dapat mempercepat pengembangan ekonomi syariah dunia.
Tak bisa dipungkiri keuangan syariah terus mengalami pertumbuhan signifikan jika melihat nilai kapitalisasi pasar uang maupun pasar modal syariah yang tumbuh pesat. Namun, di sisi lain keuangan konvensional juga tumbuh tidak kalah pesatnya.
Oleh karenanya, pengembangan ekonomi syariah dapat didorong melalui kerja sama di bidang teknologi dan inovasi. Setiap negara memiliki keunggulan dan keunikan yang dapat memberikan manfaat ekonomi melalui kolaborasi strategis.
Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS Sutan Emir Hidayat mengatakan, keduanya sepakat untuk membuat inovasi produk keuangan syariah. Baik KNEKS dan MIFC mempunyai niat untuk berkolaborasi untuk mempromosikan dan mendukung promosi program keuangan Islam yang memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.
"Terutama di sektor perbankan syariah, pasar modal syariah, takaful, layanan non-perbankan syariah lainnya, keuangan digital syariah, keuangan mikro syariah, keuangan sosial syariah, dan keuangan berkelanjutan syariah," ujar Emir kepada Republika, Selasa (29/5/2024).
Keduanya juga sepakat untuk memfasilitasi dan mendorong pengembangan kegiatan keuangan lintas batas, untuk mendukung kegiatan ekonomi syariah, yang mencakup antara lain bisnis syariah, kewirausahaan, dan industri halal. Kesepakatan penting lainnya, KNEKS dan MIFC akan terus berkolaborasi meningkatkan literasi keuangan syariah.
"Kami berkolaborasi dalam inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keuangan syariah yang dapat dicapai melalui program pelatihan, seminar, lokakarya, dan proyek penelitian bersama," tutur Emir.
Adapun penandatanganan nota kesepahaman ini disaksikan langsung oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Hadir pula mendampingi Menteri Keuangan Malayasia, Menteri Pendidikan Tinggi, dan Gubernur Bank Negara Malaysia.