REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA— Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melontarkan kritik terhadap pemimpin Barat yang "bungkam" pada perang Israel di Gaza. Ia menuduh mereka terlibat dalam "kebrutalan" Israel.
"Kepala negara dan pemerintah Eropa, karena kebungkaman anda, anda terlibat dalam vampirisme Israel," kata Erdogan seperti dikutip dari Aljazirah, Rabu (29/5/2024).
Pernyataan keras ini Erdogan sampaikan di hadapan anggota parlemen Turki. Ia juga mengincar PBB, dengan bertanya apa tujuan dari lembaga internasional itu bila tidak dapat menghentikan "genosida" di abad ke-21.
"PBB bahkan tidak bisa melindungi stafnya sendiri. Apa lagi yang anda tunggu untuk bertindak? Semangat PBB mati di Gaza," kata Erdogan.
Presiden Turki itu salah satu kritikus paling vokal atas perang Israel ke Gaza. Ia menyebut Israel sebagai "negara teror" dan memberlakukan pembatasan perdagangan dengan negara itu.
Pemerintah AS dan Israel mengecam penggunaan kata genosida dalam serangan-serangan Israel ke Gaza.
Pada Selasa (28/5/2024) kemarin Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan saat menerima laporan serangan udara Israel ke Rafah yang memicu kebakaran dan menewaskan 45 orang pada (25/5/2024) Ahad lalu, Washington segera meminta Israel menggelar penyelidikan atas serangan tersebut.
Sebelumnya juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengakui Israel semakin terisolasi di panggung internasional. Saat ditanya wartawan di Gedung Putih apakah serangan udara Israel yang menewaskan 45 orang di Rafah akhir pekan lalu menyulitkan posisi Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Kirby mengatakan Israel dapat semakin terisolasi dari masyarakat internasional. "Karena sikap mereka dalam menggelar operasi-operasi semacam itu," katanya.
"Jadi ini merupakan keprihatinan, jelas karena ini bukan kepentingan terbaik Israel dan bukan kepentingan terbaik kami untuk Israel menjadi semakin terisolasi di panggung dunia," tambahnya.
Sementara itu...