Selasa 04 Jun 2024 06:38 WIB

Janji Setia dengan Allah di Hajar Aswad

Mencium Hajar Aswad berarti kita memuliakan dan mengagungkan Allah SWT dimana kita telah mengikat janji setia dan berkomitmen akan melaksanakannya di saat kita thawaf.

Rep: udang bago/ Red: Partner
.
Foto: network /udang bago
.

Batu Hitam Hajar Aswad. (Dok. Republika/Saudi Gazette)
Batu Hitam Hajar Aswad. (Dok. Republika/Saudi Gazette)

MATAPANTURA.REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Hajar Aswad adalah batu yang terletak di sudut sebelah tenggara Ka'bah yang merupakan sudut dimulainya ibadah thawaf. Sebagian ulama berpendapat, bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu dari surga yang awalnya berbentuk putih bersinar dan dapat menerangi Jazirah Arab, dan sebagian berpendapat meteor yang jatuh.

Diyakini bahwa yang menemukan pertama Hajar Aswad adalah Nabi Ismail as, adapun yang meletakkannya adalah Nabi Ibrahim as. Utuh dipasang di dinding Ka'bah oleh Nabi Muhammad SAW pada tahun 605 M, lima tahun sebelum wahyu pertama diterima Rasulullah.

Mencium Hajar Aswab, tidaklah termasuk rukun dan wajib haji, dan juga tidak masuk rukun thawaf. Hukum menciumnya adalah sunnah dan Rasulullah selalu menciumnya di saat thawaf.

Terkait mencium Hajar Aswad, tutur Nasir Tajang PHD-PIH Prov DKI Jakarta 2024, ada pernyataan yang terkenal yang disampaikan Umar bin Khattab. "Aku mengetahui bahwa engkau adalah batu yang tidak dapat memberi manfaat atau mudarat. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu."