Rabu 05 Jun 2024 05:58 WIB

Viral Abuya Ghufron Berdalil dengan Bahasa Arab Oplosan, Setelah Ramai Syaiful Karim

Abuya Ghufron Al-Bantani dikenal sebagai tokoh tarekat

Ghufron Al-Bantani. Abuya Ghufron Al-Bantani dikenal sebagai tokoh tarekat
Foto: Dok Istimewa
Ghufron Al-Bantani. Abuya Ghufron Al-Bantani dikenal sebagai tokoh tarekat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Publik Indonesia kembali dibuat geger dengan kontroversi tokoh di media sosial. Sebelumnya, tentu kita masih ingat dengan Ustadz Syaiful Karim yang memicu kontroversi. 

Sebagai pengingat, Syaiful Karim pernah menafsirkan surat Al-Qari'ah. Dalam ceramahnya, Syaiful memaknai arti ayat dalam surat Al-Qari'ah. Menurut dia, seharusnya Al-Qari'ah itu artinya adalah pembaca perempuan, bukan bermakna Hari Kiamat.

Baca Juga

"Sayang sekali surat Al-Qari'ah selama ini diterjemahkan Hari Kiamat, saya juga bingung. Kok Al-Qari'ah hari kiamat, padahal Qari' itu adalah pembaca laki-laki. Qari'ah pembaca perempuan. Pakai alif lam itu kata benda menjelaskan bahwa Al-Qariah itu si pembaca. Jadi Al-Qari'ah itu artinya pembaca," jelas Syaiful dikutip dari video viral itu.

Kini, muncul Abuya Ghufron Al-Bantani. Dalam potongan video yang beredar viral di media sosial, Abuya Ghufron Al-Bantani membantah tuduhan yang menyebut dirinya tidak pernah menulis kitab berbahasa Arab yang jumlahnya mencapai ratusan.

Tak hanya itu, tokoh bernama asli asli Iyus Sugiman ini berbicara dengan kata-kata campuran antara bahasa Arab sepotong-potong, dan kata-kata yang tidak bisa dimengerti. Berikut ini cuplikannya: 

“Ada yang memancing bagaimana mengarang kitab 500 kitab? Saya harus dipamerkan? Sorry, kalam itu, maqal Inna kalima kitab fa alayya qum, fa qal alaihi Inna kalimat ummat fi Inna kalima fimallah, la syaddi inn kalima Makkah Madinah, la qola Inna rahmatan ya Rasulullah SAW, ma qol Inna romatan sahabat, sayyidina Ali, Umar, Utsman Abu Bakar, la qola Inna kalima fi mallah, subhanallah, ma qola Inna romatan Indonesia, ma faqola Inna rohmatan, wa maqola Inna rohmatan Islam, Indonesia, ma hama Qol.  Asyidi Inna kalima fimallah, naam, Inna lakalla Indonesia, ma qol Inna rohmatan kitab, ma qola Inna rohmatan Quran, fa, di inbaqola Indonesia, fa, faqola inna, asyidda inna kalima fimallah, al humaka li nnala ma ummati, fi innal kalima fi mallah.” 

Dikutip dari sejumlah sumber, Abuya Ghufron, begitu akrab disapa, pernah belajar dengan guru dari Nusantara hingga guru-guru yang berasal dari Makkah, Madinah, Mesir, Baghdad, dan China. 

Di antara guru Nusantara dari sosok yang mengaku pernah berkhalwat di Makam Syekh Abdul Qadir al-Jalani selama 40 hari itu adalah KH Hasan Amin atau lebih akrab di sapa Abuya Mama Armin Banten, KH Ahmad Syadzili atau akrab disapa Mama Cikisik Tasikmalaya, KH Abdulloh Haq Nuh (Aang Nuh) Cianjur, KH Zain Abdus Somad (Aang Baden) Cianjur, KH Abdul Karim (Mbah Makarim) Boyolali.

Selain itu dia juga berguru dengan KH Shiroj (Mbah Shiroj) Panularan Kertosuro, KH Dalhar Watu Congol Magelang, KH Mukhlis Batu Ampar Madura, KH Arwani Kudus, KH Abdul Hamid Abdullah Pasuruan.

Dan juga pernah berguru dengan KH Abdullah Azza (Pak Azza) Lamongan, KH Mbah Juned Ngimbang Lamongan, KH Ahmad Khudlori (Mbah Dlori) Gersik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement