Jumat 23 Nov 2018 11:28 WIB
Maulid Nabi Muhammad

Pernikahan Agung Muhammad dan Khadijah

Selama berumah tangga dengan Khadijah, Rasulullah tidak memiliki istri lain.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Karta Raharja Ucu
Rasulullah
Foto: Pixabay
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, Allah SWT melindungi Nabi Muhammad shalallahu alahi wassalam dari kejahatan dan kotoran-kotoran jahiliyah. Sehingga, akhlak Rasulullah terjaga dengan baik dari perbuatan-perbuatan buruk yang sering terjadi di Makkah. Saat itu, penduduk Makkah menyembah patung, laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri sering pergi berduaan, orang-orang melakukan tawaf tanpa busana, pesta mabuk-mabukan setiap malam, dan keburukan lainnya.

Keinginan Muhammad di kala remaja untuk melihat sebuah pesta perkawinan di kota Makkah pun selalu dicegah oleh Allah. Muhammad selalu dibuat tidur. Akhlak Muhammad yang demikian baik selagi muda membuatnya disayang dan dipercaya semua orang. Hingga dia terkenal dengan julukan Al Amin, artinya yang dipercaya.

Ketika usianya sudah matang, Muhammad dilamar saudagar kaya di Kota Makkah. Khadijah binti Khuwailid, sosok wanita cantik dan anggun yang terpukau dengan akhlaq Muhammad sehingga melamarnya.

Khadijah radhiyallahu anha adalah seorang pengusaha yang kaya. Namun dengan harta yang dimilikinya, ia membantu orang miskin, janda, anak-anak yatim dan orang tak mampu secara fisik. Khadijah adalah sosok yang lembut dan ramah. Dia juga mau menerima saran orang lain dan menganggap bawahannya sebagai rekan kerja yang pantas dihormati.

Dalam menjalankan bisnisnya, Khadijah tidak pergi berdagang sendiri. Ia biasanya mempekerjakan seorang agen jika sebuah kafilah hendak pergi ke luar negeri. Di sini, Khadijah sangat teliti memilih seorang agen. Dia juga sangat lihai merencanakan waktu keberangkatan kafilah dan tempat tujuannya, sebab barang akan terjual dengan cepat pada waktu dan tempat yang tepat.

Khadijah memiliki pemikiran yang sangat terpengaruh dari pamannya, Waraqah bin Naufal. Waraqah sangat mengutuk kebiasaan bangsa Arab yang menyembah berhala, sehingga menyimpang dari ajaran Nabi Ibrahim alahissalam dan Nabi Ismail alahissalam. Dia tidak pernah menenggak minuman keras dan berjudi. Waraqah juga murah hati terhadap orang miskin yang membutuhkan pertolongan.

Budi pekerti Khadijah yang agung, santun, lembut, dan penuh keteladanan membuat semua orang juga menjulukinya 'Khadijah At Thahirah' atau 'Khadijah yang suci'. Pertama dalam sejarah bangsa Arab, seorang wanita dijuluki demikian. Padahal, orang Arab di masa jahiliyah sangat mengagungkan laki-laki dan merendahkan wanita.

photo
Di kompleks Pekuburan Ma'la, ada sebuah makam yang dekat satu-satunya pohon di wilayah pekuburan itu. Sebagian jamaah meyakininya sebagai lokasi makam Siti Khadijah meski penjaga pekuburan menunjukkan lokasi lain.

Pada musim semi 595 Masehi, para pedagang Makkah kembali mulai menyusun kafilah perdagangan untuk menjual barang dagangan ke Syria. Saat itu, Khadijah belum menemukan seseorang yang cocok untuk menjadi pemimpin kafilahnya. Abu Thalib yang mengetahuinya mencoba mendatangi Khadijah dan menawarkan kepadanya Muhammad untuk menjadi rekan bisnis Khadijah. Saat itu, Muhammad berusia 25 tahun.

Melihat pengalaman Muhammad berdagang bersama pamannya, Khadijah menyetujui tawaran Abu Thalib karena yakin akan kejujuran Muhammad. Bahkan, Khadijah memberikan upah dua kali lipat kepada Muhammad.

Dari sanalah, Muhammad kemudian bertemu dengan Khadijah. Ditemani Abu Thalib, Khadijah menerangkan tentang seluk beluk perdagangan. Muhammad yang cerdas bisa segera memahami semuanya tanpa meminta diterangkan ulang. Khadijah lantas menyertakan pembantu laki-lakinya, Maisarah, untuk mendampingi Muhammad berdagang.

Kelihaian Muhammad dalam berdagang membuahkan hasil. Barang dagangan mereka laku terjual dan keuntungan yang didapatkan begitu besar. Di negeri Syam, setiap orang yang berjumpa dengan Muhammad pasti sangat terkesan dengan penampilannya yang ramah dan sangat besar perhatiannya terhadap orang lain.

Melalui Maisarahlah, Khadijah mengetahui cerita tentang sosok Muhammad. Sehingga membuatnya terkesan akan Muhammad. Khadijah memiliki teman seorang wanita bangsawan bernama Nafisah binti Munyah.

sumber : Pusat Data Republika
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement