Kamis 06 Jun 2024 04:51 WIB

Boikot Fans K-Pop: Antara Cinta Penggemar dan 'Cuan' Agensi, Siapa Juaranya?

Starbucks menanggapi aksi boikot yang dilakukan fans K-pop.

Red: Qommarria Rostanti
Grup K-pop NCT Dream. Penggemar NCT melakukan boikot karena grup tersebut berkolaborasi dengan Starbucks yang diduga terafiliasi Israel. Fans meminta SM Entertainment mengakhiri kerja sama tersebut.
Foto: AP Photo/Korea Pool
Grup K-pop NCT Dream. Penggemar NCT melakukan boikot karena grup tersebut berkolaborasi dengan Starbucks yang diduga terafiliasi Israel. Fans meminta SM Entertainment mengakhiri kerja sama tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gelombang boikot melanda industri K-pop dalam beberapa bulan terakhir ini. Penggemar K-pop menyerukan boikot terhadap agensi idol yang menjalin kerja sama dengan produk terafiliasi Israel. 

Aksi tersebut dipicu oleh konflik Israel-Palestina yang masih berlangsung. Sebagian besar fans K-pop menuntut agar idol menggunakan platform mereka untuk menyuarakan dukungan terhadap Palestina dan menolak terlibat dengan perusahaan yang mendukung pendudukan Israel.

Baca Juga

Para penggemar menuding agensi hiburan memanfaatkan popularitas idol mereka untuk mempromosikan produk-produk yang mendukung secara langsung maupun tidak langsung terhadap Israel, tanpa mempertimbangkan konsekuensi etisnya. Tak sedikit penggemar kecewa dengan sikap agensi yang dianggap tidak peduli terhadap penderitaan rakyat Palestina akibat konflik yang berkepanjangan.

Kasus terbaru yang terjadi antara NCT dan Starbucks. Kolaborasi NCT dengan Starbucks Korea menuai kecaman karena Starbucks dituduh mendukung Israel secara finansial. Para penggemar menyerukan agensi SM Entertainment agar NCT memutuskan hubungan dengan Starbucks dan menggunakan platform mereka untuk menyuarakan dukungan mereka untuk Palestina. Penggemar NCT bahkan mengirimkan truk protes ke Starbucks dekat Stasiun Seongsu, Korea Selatan. Truk tersebut menampilkan pesan-pesan berani yang mengutuk kemitraan tersebut.