REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Generasi Z atau Gen Z, kelompok usia yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, dikenal sebagai generasi yang melek teknologi dan penuh dengan ide-ide kreatif. Namun, ironisnya, di era digital yang penuh dengan peluang ini, Gen Z di Indonesia justru dihadapkan pada tantangan besar yaitu pengangguran.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data bahwa hampir 10 juta penduduk usia muda yang berusia 15-24 tahun atau Gen Z terjebak dalam lingkaran mencari kerja tanpa hasil, terhitung sebagai Not Employment, Education, or Training (NEET). Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Menurut Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati, fenomena maraknya pengangguran di kalangan Gen Z menjadi ancaman serius bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045. Dia mengatakan, bonus demografi jika tidak diiringi dengan hadirnya kesempatan kerja yang besar bagi generasi muda, maka akan menciptakan bom waktu.
"Angka 10 juta pengangguran Gen Z sudah jadi tanda-tanda jika bonus demografis kita tidak terkelola dengan baik. Kita sudah menyadari hadirnya bonus demografi, maka di hulu pentingnya pendidikan skill dan di hilir pentingnya terbukanya luas kesempatan kerja," kata Kurniasih dalam keterangannya, pada Mei lalu.