Kamis 06 Jun 2024 12:30 WIB

Instrumen Investasi Hijau Diminati Investor, Ini Alasannya

Saat ini merupakan momentum yang tepat bagi perbankan menerbitkan green bonds.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Ilustrasi instrumen investasi hijau
Foto: Freepik
Ilustrasi instrumen investasi hijau

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Instrumen investasi hijau memperoleh momentum seiring meningkatnya kesadaran pasar terkait instrumen investasi yang berkelanjutan. Ada beberapa faktor yang membuat instrumen investasi hijau, seperti Sustainability Sukuk atau Sukuk Mudharabah Keberlanjutan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang laris manis diburu investor. 

Investment Consultant PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada menjelaskan, pelabelan "green" pada instrumen surat utang maupun dan sukuk karena dana dari penerbitannya akan digunakan untuk proyek maupun ekspansi yang ramah lingkungan. Dana dari sukuk hijau akan digunakan untuk mendukung proyek keberlangsungan perusahaan ke depannya selaku penerbit surat utang.

Baca Juga

Saat ini bisa menjadi momentum yang tepat bagi lembaga jasa keuangan, seperti perbankan, untuk menerbitkan green bonds karena aspek sustainability menjadi faktor kunci dalam perkembangan bisnis. Selain itu, pelaku pasar pun kini sangat memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan atau Environmental, Social, and Governance (ESG).

"Pelaku pasar juga semakin peduli dengan adanya sustainability perusahaan karena dianggap dapat menjaga kelangsungan investasinya secara jangka panjang," kata Reza dalam pernyataan yang diterima Republika, Kamis (6/6/2024).

Ia menilai antusiasme pasar terhadap instrumen investasi berkelanjutan dapat menjadi lebih optimal dengan dukungan dari pemerintah dan pemangku kebijakan terkait. Dukungan pemerintah maupun otoritas diharapkan dapat memberikan semangat kepada para perusahaan untuk dapat menjaga kelangsungan perusahaan ke depan yang lebih baik melalui penerbitan instrumen ini.

Reza memaparkan penerbitan green bonds maupun sukuk hijau akan mengacu pada kebutuhan masing-masing perusahaan. Namun, instrumen itu akan lebih banyak diterbitkan seiring dengan preferensi pasar. Adapun, para investor akan mencermati berapa kupon yang ditawarkan dan rating dari instrumen tersebut. Kupon yang menarik juga penggunaan dana untuk proyek-proyek berkelanjutan akan menjadi pilihan menarik bagi investor.

Bentuk komitmen menjaga lingkungan...lanjut baca>>>

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement