Senin 10 Jun 2024 16:42 WIB

Tarif Tinggi UE Picu Kekhawatiran Balasan Cina ke Industri Otomotif Eropa

Produsen mobil Jerman penjualannya sangat bergantung di China.

Red: Firkah fansuri
Seorang wanita duduk di dekat mobil sport NIO EP9 di NIO House, ruang pamer pabrikan kendaraan listrik pintar premiumChina NIO Inc. di Berlin, Jerman 17 Agustus 2023. Nio bekerja sama dengan CATL untuk mengembangkan baterai yang tahan lebih lama.
Foto: REUTERS
Seorang wanita duduk di dekat mobil sport NIO EP9 di NIO House, ruang pamer pabrikan kendaraan listrik pintar premiumChina NIO Inc. di Berlin, Jerman 17 Agustus 2023. Nio bekerja sama dengan CATL untuk mengembangkan baterai yang tahan lebih lama.

REPUBLIKA.CO.ID,BRUSSELS-- Komisi Eropa pada pekan ini diperkirakan akan mengungkapkan tarif yang akan dikenakan pada kendaraan listrik (EV) China. UE menerapkan tarif itu karena apa yang diterima oleh industri otomotif China disebutnya sebagai subsidi berlebihan.

Langkah UE itu kemungkinan akan memicu protes keras dan kemungkinan pembalasan dari pihak Uni Beijing.

Baca Juga

Kurang dari sebulan setelah Washington menaikkan tarif kendaraan listrik China empat kali lipat menjadi 100 persen, Brussels hampir pasti akan menetapkan tarif yang jauh lebih rendah untuk impor dari produsen China seperti BYD, dan Geely ,serta produsen barat seperti Tesla yang mengekspor mobil dari China ke Eropa.

Langkah ini dilakukan ketika produsen mobil Eropa ditantang oleh masuknya kendaraan listrik berbiaya rendah dari pesaingnya di Tiongkok. Namun, hampir tidak ada dukungan terhadap tarif dari industri otomotif di benua tersebut.