Rabu 12 Jun 2024 19:04 WIB

Jarak Tenda Jamaah dari Mina ke Jamarat 3-5 Kilometer

Tenda jamaah Indonesia semuanya berada di wilayah Muaishim.

Suasana puncak haji di jamarat.
Foto: EPA-EFE/ASHRAF AMRA
Suasana puncak haji di jamarat.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Karta Raharja Ucu dari Makkah, Arab Saudi

Jamaah haji 2024 kini tidak perlu khawatir tentang jarak untuk lempar jumroh. Alasannya jarak antara tenda di Mina dengan jamarat hanya sekitar 3-5 kilometer.

Baca Juga

"Jarak antara tenda di Mina ke Jamarat 3-5 kilometer," kata Kepala Satuan Tugas (Satgas) Arafah, Ali Machzumi di Madinah, Rabu (12/6/2024).

Jamaah haji Indonesia tidak lagi menempati tenda di Mina Jadid. Tenda jamaah haji Indonesia kini berada di wilayah Muaishim.

Penempatan jamaah ke Muaishim adalah upaya kementerian agama agar jamaah haji indonesia tidak ada lagi jamaah yang kelelahan saat melempar jumrah aqabah di Jamarat. Perubahan lokasi ini sangat membantu jamaah haji, khususnya jamaah haji lansia. Dalam rangkaian ibadah haji, jamaah sedikitnya tiga kali bolak balik dari mina ke Jamarat untuk melempar jumrah.

Meski jarak antara tenda ke Jamarat sudah cukup dekat, terapi beredar kabar sejumlah jamaah haji Indonesia berniat untuk meninggalkan tendanya dan berpindah mendekati jamarat. Contohnya Imas, jamaah asal kelompok terbang (kloter) Jawa Barat yang mengaku ingin mencari maktab atau tempat menginap yang lebih dekat ke Jamarat. "Kita serombongan," kata Imas kepada Media Center Haji di Mekkah, Rabu (12/6/2024).

Dalam pelaksanaan melontar jumrah jamaah haji yang harus berjalan dari Mina menuju jamarat pada tanggal 10, 11 dan 12 Dzulhijjah atau 16,17 dan 18 Juni (nafar awal). Khusus jamaah yang mengambil nafar tsani, prosesi ini berlangsung hingga 13 Dzulhijjah atau 19 Juni.

Kadaker Madinah, Ali Machzumi menegaskan jamaah haji dilarang meninggalkan tenda-tenda yang telah disediakan Petugas Penyelenggaran Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Mengingat hal tersebut berpotensi mengambil jatah tempat jamaah asal negara lain.

"Jamaah haji diharapkan hanya menempati tenda-tenda di Mina yang telah disiapkan maktab atau masyarik," kata Ali.

Ali menjelaskan penempatan tenda-tenda jamaah haji Indonesia telah ditentukan Kerajaan Arab Saudi, sehingga diharapkan tetap berada di tendanya. "Jamaah haji saat di Arafah (dan Mina) tetap menempati tenda atau maktab yang telah ditentukan," kata Ali.

Sementara jamaah haji yang masuk ke dalam kategori resiko tinggi (risti), lansia dan disabilitas telah dibuatkan skema tersendiri. "Sehingga jamaah yang risti, lansia akan ada safari wukuf dan akan ditempatkan di hotel sehingga memudahkan nanti ke Mina nanti," kata Ali. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement