Kamis 13 Jun 2024 20:14 WIB

Kemenag Siapkan Skema Ini Jika Belum Semua Jamaah Terima Smart Card Hingga Puncak Haji

Besok jamaah haji Indonesia secara bergelombang jamaah akan dimobilisasi ke Arafah.

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memeriksa kasur bagi jamaah calon haji Indonesia 1445 H di Mina, Makkah, Selasa (11/6/2024). Kementerian Agama bersama pihak Masyariq menyiapkan berbagai fasilitas, sarana dan prasarana di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) untuk jamaah haji Indonesia menjelang puncak ibadah haji yang akan berlangsung mulai 9 Dzulhijah atau 15 Juni 2024.
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memeriksa kasur bagi jamaah calon haji Indonesia 1445 H di Mina, Makkah, Selasa (11/6/2024). Kementerian Agama bersama pihak Masyariq menyiapkan berbagai fasilitas, sarana dan prasarana di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) untuk jamaah haji Indonesia menjelang puncak ibadah haji yang akan berlangsung mulai 9 Dzulhijah atau 15 Juni 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyebut skema pemeriksaan secara manual identitas jamaah akan menjadi back-up atau strategi cadangan apabila calon jamaah haji Indonesia belum mendapatkan smart card hingga fase puncak haji dimulai.

"Skema manual akan menjadi back-up. Arab Saudi sangat terbuka, komunikasi lancar, telepon pasti diangkat dan WA (WhatsApp) dibalas menteri haji," ujar Yaqut di Makkah, Kamis (13/6/2024).

Baca Juga

Sekitar 13 ribu peserta calon haji belum mendapatkan smart card hingga Rabu. Menag menegaskan jamaah Indonesia harus bisa melaksanakan ibadah haji dengan lancar dan nyaman kendati belum memiliki smart card.

Menurut dia, Kemenag terus mengejar pihak Mashariq yang bertanggung jawab terhadap smart card.

"Mereka janjinya besok (hari ini). Kita juga akan cek ke jamaah, bisa jadi ada yang tercecer dan ketinggalan, itu harus diganti karena sangat berisiko," kata dia.

Apabila sampai hari H jamaah belum juga mendapat kartu Nusuk, menurut Yaqut, ada alternatif pemeriksaan dokumen secara manual.

Sebelumnya, calon jamaah haji Indonesia diingatkan untuk membawa smart card Nusuk dan identitas pribadi saat akan bergerak ke Arafah. Ini mengingat petugas akan memindai barcode sebelum jamaah menaiki bus yang mengangkut mereka.

"Kartu tersebut akan dipindai (scan) petugas sebelum naik bus. Karenanya, pastikan smart card dan identitas pribadi lainnya tersimpan dengan aman di tas khusus dan mudah diambil saat akan dilakukan pemindaian," ujar Anggota Media Center Haji Kemenag Widi Dwinanda.

Seluruh calon jamaah haji dari berbagai negara termasuk jamaah Indonesia saat ini bersiap menuju Arafah dan menjalani rangkaian puncak haji.

Mulai tanggal 8 Dzulhijah 1445 H atau Jumat, 14 Juni 2024, secara bergelombang jamaah akan dimobilisasi ke Arafah dari hotel tempat mereka menginap dengan bus-bus yang telah disiapkan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement