REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebuah outlet berita Israel melaporkan tentang peristiwa bunuh diri seorang tentara pasukan pertahanan Israel (IDF) setelah kembali dari pertempuran sengit di jalur Gaza. Laporan tersebut diberitakan berdasarkan klausul 'diizinkan untuk mempublikasikan', dikutip dari Al-Mayadeen, Senin (17/6/2024).
Pada Senin, media Israel tersebut mengklarifikasi bahwa tentara itu melakukan bunuh diri hanya 24 jam setelah keluar dari Gaza. Invasi Israel ke Gaza, ditambah dengan konfrontasi intensif dengan pasukan perlawanan Palestina, memperburuk krisis psikologis di kalangan tentara Israel.
Untuk itu, The Jerusalem Post melaporkan pada tanggal 15 Juni tentang gangguan stres pasca-trauma (PTSD) yang dialami oleh ribuan tentara Israel yang berperang di jalur Gaza.
Surat kabar tersebut juga menyoroti kasus baru-baru ini mengenai tentara lain dari komponen cadangan Angkatan Darat Israel yang juga melakukan bunuh diri sebelumnya.
The Jerusalem Post mengutip organisasi Israel, Nafgasim, yang berfokus pada penyediaan dukungan kesehatan mental komprehensif bagi tentara cadangan, membenarkan bahwa ribuan tentara Israel yang kembali dari Gaza menderita gangguan stres pasca-trauma.
Organisasi tersebut lebih lanjut mencatat bahwa lebih dari 10.000 tentara cadangan telah mencari layanan kesehatan mental. Pada tanggal 10 Juni, Eliran Mizrahi, seorang prajurit yang bertugas di Korps Teknik Tempur Cadangan, bunuh diri. Ia dipanggil langsung untuk bertugas sejak 7 Oktober 2023. Tugas Eliran antara lain mengoperasikan buldoser.
Menurut surat kabar Israel, Haaretz, setelah misi 78 hari pertama Mizrahi di Gaza selesai, Kementerian Keamanan mendiagnosis dia menderita gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Sebelumnya, surat kabar tersebut mengungkapkan bahwa lebih dari 10 perwira dan tentara pasukan pendudukan Israel melakukan bunuh diri sejak 7 Oktober.
Israel kekuangan pasokan tentara...