Rabu 19 Jun 2024 06:10 WIB

Warisan Ibrahim dan Ismail

Kita perlu mengnyinergikan kemakmuran ibadah ritual dengan ibadah sosial.

Rep: republika.id/ Red: republika.id
.

Gerbang memori religi monoteistik kita nyaris setahun sekali berderit-derit, yakni hanya ketika hari sudah menjelang datangnya Hari Raya Idul Adha/Idul Qurban. Seperti biasa, sebagian kita lantas mengidentifikasi diri sebagai figur-figur Nabi Ibrahim masa kini, yang mewarisi sikap hanafiyat-nya dalam beragama, ketulusannya dalam berkurban, dan kebesaran jiwanya saat harus memenggal...

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement