Kamis 20 Jun 2024 15:29 WIB

Hadapi Musim Kemarau Panjang, Kentan Siapkan Langkah Ini

BMKG memproyeksikan kemarau panjang akan terjadi hingga September.

Red: Friska Yolandha
Petani membajak sawahnya menggunakan traktor tangan untuk persiapan tanam di Desa Baluase, Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (29/11/2023). Setelah menunggu beberapa waktu karena kemarau, para petani di wilayah itu bersiap menamam padi musim tanam terakhir 2023 menyusul mulai turunnya hujan.
Foto: Antara/Basri Marzuki
Petani membajak sawahnya menggunakan traktor tangan untuk persiapan tanam di Desa Baluase, Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (29/11/2023). Setelah menunggu beberapa waktu karena kemarau, para petani di wilayah itu bersiap menamam padi musim tanam terakhir 2023 menyusul mulai turunnya hujan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyampaikan langkah antisipatif untuk menghadapi musim kemarau panjang yang diproyeksikan berdampak signifikan pada sektor pertanian nasional. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, langkah antisipatif telah dipersiapkan sejak Oktober 2023. Beberapa di antaranya, peningkatan infrastruktur pompa hingga rehabilitasi jaringan irigasi tersier.

"Beberapa inisiatif yang disiapkan Kementan antara lain peningkatan infrastruktur pompa untuk pengairan lahan sawah tadah hujan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, optimalisasi penggunaan lahan rawa, serta peningkatan kapasitas dan manajemen waduk bendungan," ujar Amran di Jakarta, Kamis (20/6/2024).

Baca Juga

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memproyeksikan musim kemarau 2024 akan berlangsung panjang, mulai Juni hingga September, dengan puncaknya pada Agustus.

Oleh karena itu, Amran meyakini perlu segera melakukan antisipasi terhadap kinerja produksi pangan dalam negeri, termasuk El Nino 2023 yang dampaknya masih berlanjut ke 2024.