Ahad 23 Jun 2024 18:30 WIB

Anwar Abbas: Sudah Waktunya Ada Tempat Wukuf dan Mabit Jamaah Haji Bertingkat di Armuzna

Wukuf dan mabit di Mina bagian dari puncak haji.

Rep: Karta Raharja Ucu/ Red: Erdy Nasrul
Jamaah haji dari berbagai negara melaksanakan lontar jumrah ula,  wustha, dan aqabah di Mina,  Senin (12/8). Pada Senin yang bertepatan dengan tanggal 11 Dzulhijah untuk melempar jumrah ula, wustha, dan aqabah. Senin malam waktu Arab Saudi, jamaah haji akan kembali mabit (bermalam) di Mina.
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Jamaah haji dari berbagai negara melaksanakan lontar jumrah ula, wustha, dan aqabah di Mina, Senin (12/8). Pada Senin yang bertepatan dengan tanggal 11 Dzulhijah untuk melempar jumrah ula, wustha, dan aqabah. Senin malam waktu Arab Saudi, jamaah haji akan kembali mabit (bermalam) di Mina.

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Ketua PP Muhammadiyah, Buya Anwar Abbas berpendapat, melihat lama dan panjangnya antrean umat Islam Indonesia untuk berhaji, sudah waktunya Pemerintah Kerajaan Arab Saudi memikirkan menambah kuota kepada masing-masing negara. Kalau perlu dua atau tiga kali lipat.

"Hal itu bisa dilakukan dengan membuat bangunan bertingkat di Arafah, Muzdalifah dan di Mina," kata Buya Anwar Abbas di Madinah, Ahad (23/6/2024).

Baca Juga

Pengamat Sosial Ekonomi dan Keagamaan ini berkata, penambahan sarana dan prasarana baru ini memiliki beberapa manfaat. Pertama, bisa mengurangi dan memperpendek masa antrean para calon jamaah haji dari setiap negara. Sehingga umat Islam bisa mendapatkan kesempatan bagi mengerjakan ibadah haji.

Kedua, tempat wukuf dan mabit di muzdalifah dan mina tidak lagi bersempit-sempit seperti sekarang ini dimana para jamaah kalau sama-sama tidur jelas sangat tidak nyaman.

"Ketiga, keluhan tentang masalah toilet yang sekarang antriannya cukup panjang dan lama tentu akan bisa dibenahi, sehingga bisa dibuat rasio jamaah dan toilet yang berkeseimbangan," kata dia.

Keempat, dapur tempat pengusaha catering bisa diperluas, sehingga mereka bisa memasak di dapur tersebut sesuai dengan kebutuhan jamaah. Karena menurut Buya Anwar Abbas, selama ini alasan dari pihak katering mengapa mereka suka terlambat mengirim makanan disebabkan tempat memasak hanya bisa untuk satu maktab. "Sementara mereka harus menyediakan makanan untuk dua maktab," ucap dia.

Kelima, kegiatan melempar jumroh bisa dilakukan tidak lagi berdesak-desakan seperti sekarang ini. Karena di samping waktu bagi para jamaah dari masing-masing negara sudah diatur juga tempat jamaah melempar jamarat juga harus disesuaikan dengan tempat atau lantai mereka menginap.

"Tentu saja dampak dari penambahan kuota ini jika dilakukan space dari Masjidil Haram sudah jelas tidak akan mampu untuk menampung seluruh jamaah tersebut. Untuk itu perlu ada pengaturan tentang waktu thawaf dan sai serta sholat lima waktu untuk para jamaah dari masing-masing negara," ujar Buya menjelaskan.

Hal ini menurut Buya Anwar Abbas, sudah sangat patut dan penting sekali dilakukan. "Apalagi bila dilihat dari perspektif maqoshid syariah karena kita dituntut untuk menjaga kemashlahatan agama, jiwa, akal, keturunan dan harta kita," kata dia. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement