Rabu 26 Jun 2024 12:44 WIB

Perubahan Iklim, Daerah Harus Gerak Cepat Antisipasi Ancaman Krisis Pangan

Salah satu program yang perlu digencarkan adalah pompanisasi.

Suasana Desa Weninggalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor yang terdampak kekeringan, Rabu (9/8/2023).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Suasana Desa Weninggalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor yang terdampak kekeringan, Rabu (9/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta keseriusan pemerintah daerah (pemda) di seluruh Indonesia agar bergerak cepat mengantisipasi ancaman krisis pangan dunia. Salah satu program yang perlu digencarkan adalah pompanisasi guna memastikan ketersediaan pasokan pangan di tengah musim kemarau.

"Untuk bupati dan gubernur di seluruh Indonesia, saya meminta perhatian khusus untuk sektor pertanian, karena ini adalah sektor vital. Jika pertanian bermasalah, dunia bisa bermasalah," kata Amran dalam keterangan di Jakarta, Rabu (26/6/2024).

Baca Juga

Mentan menekankan hal itu saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional (Musrenbangtannas) 2024 yang dihadiri 1.500 perwakilan dari dinas pertanian provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia secara hibrida.

Ia mengatakan, Musrenbangtannas adalah acara tahunan yang diadakan Kementan untuk menyatukan pemikiran dan merumuskan rencana kegiatan guna mempercepat pembangunan pertanian menghadapi dampak perubahan iklim dan krisis pangan global.

Mentan Amran dalam kegiatan yang berlangsung selama lima hari 25-28 Juni, dan bakal dilanjutkan pada 1 Juli 2024, menyampaikan tiga hal kepada perwakilan dinas pertanian untuk diteruskan kepada pemimpin wilayah masing-masing. "Pertama, pastikan program pompanisasi berjalan dengan baik," ujar Amran.

Dia menuturkan, pompanisasi adalah program pendistribusian air dari sungai melalui pemasangan pompa dan pipa untuk irigasi sawah, yang menjadi solusi cepat untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan jumlah produksi padi di tengah ancaman El Nino.

Amran meminta Dinas Pertanian provinsi dan kota/kabupaten turun ke lapangan untuk memastikan ketersediaan sumber daya air dan kebutuhan pompa agar program ini dapat berjalan lancar dan tepat sasaran. "Kedua, optimalisasi lahan rawa (OPLA) harus dikejar. Dan ketiga, fokus pada pengembangan padi gogo," ujarnya pula.

Ia menjelaskan, optimalisasi lahan rawa merupakan program Kementan untuk memanfaatkan lahan rawa untuk pertanian, sementara padi gogo adalah varietas padi yang tahan ditanam di lahan kering.

Mentan menegaskan pentingnya sinergi untuk pembangunan sektor pertanian demi mewujudkan ketahanan pangan nasional.

"Kami tidak bisa melakukan apa-apa, kita harus kuat bersama. Jika kadis kabupaten dan provinsi bersatu, kita akan mengguncang dunia dan mencapai mimpi bersama menjadi lumbung pangan dunia," kata Amran.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement