REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengapresiasi kinerja dan sinergitas antara Bank Indonesia Bersama Pemerintah Pusat dan Daerah di dalam Tim Pengendalian Inflasi di Tingkat Pusat dan Daerah (TPIP/TPID) untuk mengendalikan inflasi, sehingga inflasi terkendali pada sasaran 2,5 + 1 persen sesuai target yang ditetapkan di tahun 2024. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi IHK Mei 2024 tercatat sebesar 2,84 persen (year-on-year/yoy), menurun dibandingkan realisasi inflasi IHK bulan April yang sebesar 3,00 persen (yoy).
“Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya pada Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendalian Inflasi daerah yang telah bekerja keras, yang telah berusaha keras untuk mengendalikan inflasi sehingga yang terakhir di Bulan Mei yang lalu inflasi kita berada di angka 2,84 persen,” kata Jokowi dalam sambutannya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Tahun 2024 yang digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Jumat (14/6/2024) lalu.
Meski demikian, Presiden Jokowi mengingatkan untuk tetap waspada dan berhati-hati dengan memonitor secara langsung pergerakan harga pangan di lapangan mengingat adanya risiko dampak perubahan iklim global yang berpotensi mengganggu produksi pangan nasional dan dapat merembet kepada kenaikan inflasi.
"Artinya, harga pasti akan naik, otomatis itu, hukum pasar yang seperti itu, dan itu adalah urusan kehidupan manusia. Begitu produksi, karena panas, urusan air tidak kita urus, produksi turun, stok menipis," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan 5 strategi kepada TPIP/TPID untuk memperkuat pengendalian inflasi ke depan. Pertama, memperkuat produksi pangan melalui optimalisasi pemanfaatan infrastruktur pengairan untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim.
Kedua, mengakselerasi penerapan teknologi berbasis riset dalam mendukung digitalisasi pertanian (smart agriculture). Ketiga, mendorong investasi untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Keempat, memutakhirkan sistem dan infrastruktur logistik yang terintegrasi guna mendukung kelancaran distribusi dan efisiensi rantai pasok antardaerah. Kelima, memperkuat sinergi dan koordinasi antarlembaga, di tingkat pusat dan daerah, guna mendukung upaya pengendalian inflasi.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan apresiasi atas sinergi erat seluruh pemangku kebijakan dalam pengendalian inflasi. Pengendalian yang baik ini berdampak pada terjaganya inflasi pada kisaran sasarannya.
BI memperkirakan tingkat inflasi domestik pada sisa tahun 2024 ini akan tetap terkendali rendah dalam target kisaran, yakni 2,5 + 1 persen. Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter yang pro-stability guna memitigasi risiko tekanan terhadap inflasi, termasuk di antaranya risiko kenaikan imported inflation dari dampak kenaikan harga energi dan pangan global.
Bank Indonesia juga akan meningkatkan peran 46 Kantor Perwakilan Bank Indonesia di seluruh Indonesia untuk menjaga keberlanjutan langkah sinergitas dan efektivitas GNPIP, antara lain melalui program ketahanan komoditas pangan, kerja sama antardaerah, fasilitasi distribusi pangan, serta digitalisasi, guna mendukung pencapaian sasaran inflasi.
BI juga meminta pemerintah untuk mewaspadai dampak situasi dunia yang masih bergejolak akibat konflik geopolitik global masih berlanjut dengan memitigasi risiko peningkatan harga pangan dan energi untuk mengendalikan inflasi. “Kondisi global masih belum ramah dan berbagai tantangan ke depan perlu kita hadapi dengan upaya dan sinergi yang berkelanjutan. Kesinambungan adalah sangat penting untuk pengendalian inflasi ke depan,” kata Perry.
BI berikan penghargaan TPID Award... (baca di halaman selanjutnya)