Senin 01 Jul 2024 14:02 WIB

Penduduk Miskin 25,22 Juta Orang pada Maret, BPS Sebut Sudah Turun

Batas garis kemiskinan pada Maret 2024 naik menjadi 5,90 persen tahun ke tahun.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Warga beraktivitas di hunian yang berada diatas laut di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (30/1/2023). Persentase penduduk miskin di Indonesia sebesar 9,03 persen.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga beraktivitas di hunian yang berada diatas laut di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (30/1/2023). Persentase penduduk miskin di Indonesia sebesar 9,03 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data terbaru terkait jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2024. Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Utama BPS Imam Machdi mengatakan batas garis kemiskinan pada Maret 2024 naik menjadi 5,90 persen tahun ke tahun dengan rincian Rp 601.971 untuk perkotaan dan Rp 556.874 untuk perdesaan. 

"Persentase penduduk miskin di Indonesia sebesar 9,03 persen atau sekitar 25,22 juta orang pada Maret 2024," ujar Imam saat Rilis Berita Resmi Statistik di Jakarta, Senin (7/1/2024).

Baca Juga

Imam menyebut terjadi penurunan sebesar 0,33 persen dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 9,36 persen atau sebanyak 25,90 juta orang. Imam menyampaikan penurunan tingkat kemiskinan terjadi di semua wilayah di Indonesia yang mana Bali dan Nusa Tenggara dengan tingkat penurunan kemiskinan tertinggi. 

"Menurut wilayah pada 2024, penduduk miskin masih terkonsentrasi di Pulau Jawa sebanyak 13,24 juta orang atau 52,49 persen dan Sumatera sebanyak 5,55 juta orang atau 22,01 persen," ucap Imam.

Imam menilai data ini menunjukkan tren positif dalam upaya penurunan tingkat kemiskinan di Indonesia. Imam mengatakan jumlah penduduk miskin berkurang 3,06 juta orang atau turun 2,22 persen poin dalam sepuluh tahun terakhir.

Imam mengatakan rata-rata penurunan penduduk miskin setiap tahunnya mencapai 300 ribu orang. Imam menyampaikan laju penurunan kemiskinan di wilayah perdesaan relatif lebih tinggi dibandingkan wilayah perkotaan. 

"Penurunan tingkat kemiskinan pada Maret tercermin dari sejumlah fenomena ekonomi dan sosial," lanjut Imam.

Imam menyebut terdapat empat faktor kunci yang menekan tingkat kemiskinan pada Maret 2024. Hal ini meliputi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen pada kuartal I 2024 sebagai indikator kuatnya aktivitas ekonomi domestik Indonesia. 

"Nilai tukar petani secara umum (naik 7,70 persen) dan secara khusus subsektor tanaman pangan (naik !0,06 persen) pada Maret 2024 lebih tinggi dari Maret tahun lalu," sambung Imam.

Hal ini sejalan dengan peningkatan upah buruh lapangan usaha pertanian yang naik 8,42 persen secara tahunan pada Februari 2024. Imam juga menyebut intervensi pemerintah melalui sejumlah program bantuan berdampak terhadap penurunan tingkat kemiskinan. 

"Pemerintah menyalurkan berbagai bantuan sosial pada Januari-Maret seperti bantuan pangan beras, BLT mitigasi risiko pangan, BNPT, PKH dan PIP," kata Imam.

Muhammad Nursyamsi

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement