Rabu 03 Jul 2024 06:16 WIB

Sejarah Kedatangan Bangsa Eropa ke Nusantara: Bermula dari Blokade Utsmaniyah

Bangsa Eropa datang ke Nusantara untuk mendapatkan rempah-rempah.

ILUSTRASI Abad Penjelajahan.
Foto: dok wiki
ILUSTRASI Abad Penjelajahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abad Penjelajahan (Age of Discovery) bermula sejak akhir abad ke-15 hingga abad ke-17 M. Pada periode ini, bangsa-bangsa Eropa mulai mengarungi Samudra Hindia dan, belakangan, Samudra Atlantik, untuk menemukan negeri produsen komoditas yang amat berharga kala itu: rempah-rempah.

Orang-orang Benua Biru mulai mengenal khasiat rempah-rempah sejak mereka dilanda wabah pes alias the Black Death pada abad pertengahan. Sepertiga penduduk Eropa dilaporkan tewas akibat epidemi tersebut. Walaupun the Black Death usai pada medio abad ke-14 M, pamor komoditas tanaman yang beraroma khas itu tetap naik. Bahkan, kaum bangsawan Eropa rela membayar dengan harga fantastis untuk mendapatkannya.

Baca Juga

Kepulauan Maluku di Nusantara (kini Indonesia) adalah penghasil rempah-rempah yang amat terkenal di dunia pada masa itu. Tidore, salah satu kerajaan yang berkuasa di sana, mulai menjadi negeri Muslim sejak rajanya, Ciri Iili-jati (1495-1512), memeluk Islam usai menerima dakwah dari seorang ulama Arab, Syekh Manshur.

Sejak menjadi Muslim, Ciri Iili-jati mengganti gelar dan sekaligus namanya jadi Sultan Jamaluddin. Ia pun mengajak rakyatnya untuk masuk Islam. Putra mahkotanya, Sandhi Manshur, lalu ditugaskannya untuk menyiarkan agama tauhid ke seluruh penjuru negeri.

Sebenarnya, sebelum pertengahan abad ke-15 M bangsa Eropa bisa memperoleh rempah-rempah secara mudah dari para pedagang Arab, yang berlabuh di bandar-bandar terdekat, semisal Italia selatan. Mereka berinteraksi secara wajar dengan orang-orang Arab, yang memang terbiasa mengarungi Samudra Hindia untuk berdagang dengan masyarakat India dan Nusantara, termasuk Jawa dan Maluku.

Bahkan, konon dari bangsa Arab-lah orang-orang Eropa mengetahui khasiat rempah-rempah. Ini khususnya terjadi berkat kontak budaya yang muncul selama periode Perang Salib--sejak abad ke-11.

Namun, situasi berubah sejak Kesultanan Turki Utsmaniyah melakukan ekspansi. Pada 1453, daulah Islam ini membatasi akses maritim di rute-rute utama Laut Tengah. Banyak pelabuhan di pesisir Mediterania yang dikuasai Utsmaniyah dan kemudian tertutup bagi bangsa Eropa, utamanya Spanyol dan Portugis.

Politik ini pun berkaitan dengan penguasaan kembali (Reconquista) Semenanjung Iberia atau Andalusia oleh kerajaan-kerajaan Katolik. Puncaknya, pada 1492 daulah Islam terakhir di Andalusia, yakni Granada, jatuh ke tangan aliansi Ferdinand II-Isabella I dari Aragon dan Castille.

Bangsa Eropa terpaksa memutar otak demi menjaga pasokan rempah-rempah dari Asia. Maka, timbul gagasan untuk mendapatkan komoditas tersebut langsung dari tempat asalnya, yakni India atau Nusantara (disebut: India Timur).

Sejak akhir abad ke-15, para pelaut Portugis merintis upaya menuju India dan Maluku dari Eropa via jalur maritim. Usaha ini lantas diikuti oleh Spanyol. Age of Discovery pun dimulai.

Pada 1503, Afonso de Albuquerque dengan berbendera Portugis sukses berlayar hingga Samudra Hindia. Tujuh tahun berikutnya, ia dapat menaklukkan Goa, India. Pada 1511, Portugis dapat menguasai Melaka, salah satu kota pelabuhan paling penting di Asia tenggara.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement