Rabu 03 Jul 2024 15:57 WIB

Minum Air Galon Disebut Bisa Sebabkan Autisme, Fakta atau Hoaks?

Autisme pada anak disebabkan adanya gangguan perkembangan syarafnya.

Air galon (ilustrasi). Menurut psikolog klinis, tidak ada hubungannya antara air galon yang dikonsumsi ibu saat kehamilan dan autisme pada anak.
Foto: Www.freepik.com
Air galon (ilustrasi). Menurut psikolog klinis, tidak ada hubungannya antara air galon yang dikonsumsi ibu saat kehamilan dan autisme pada anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejauh ini tidak ada bukti ilmiah yang mengaitkan antara konsumsi air galon dan autisme pada anak. Autisme merupakan kelainan perkembangan kompleks yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetik dan kemungkinan komplikasi prenatal.

Psikolog klinis Klinik Rumah Tumbuh Kembang Anak MS School & Wellbeing Center Mutiara mengatakan, tidak ada hubungannya antara air galon yang dikonsumsi ibu saat kehamilan dan autisme pada anak. Dia mengatakan, autisme pada anak disebabkan karena adanya gangguan perkembangan syarafnya.

Baca Juga

"Autis itu kan sebenarnya gangguan perkembangan syaraf. Kalau di dalam diagnosanya merupakan gangguan neurodevelopmental. Jadi, gangguan pertumbuhan itu letaknya di syaraf atau neuro," ujarnya pada Rabu (3/7/2024).

Dia menjelaskan, dalam ilmu psikiatri, kedokteran maupun di psikologi, belum ada yang bisa menjelaskan secara pasti apa penyebabnya, karena banyak yang dapat menjadi faktor risiko. Mutiara mencontohkan seperti kelainan DNA karena mutasi gen, kehamilan pada usia-usia yang berisiko, atau stres dan kecemasan saat hamil.

Mutiara memaparkan sejumlah indikasi autisme pada anak, salah satunya adalah tidak menangis waktu lahir. "Itu salah satu ciri bahwa mungkin ada masalah perkembangan pada anak. Tapi, belum tentu juga arahnya ke autisme. Jadi, nggak pernah tahu sampai sekarang penyebab pastinya karena apa," ujarnya.

Tapi, lanjutnya, yang jelas anak dengan autisme itu memiliki masalah dalam tumbuh kembangnya, baik untuk aspek bahasa, fisik, motorik, gerak tubuh, atau kemampuan berkomunikasi. "Jadi, ketika ini ada masalah, kita harus cek dulu. Anak dengan autisme itu juga kan spektrumnya luas, ada yang berat dan ada yang ringan,” katanya.

Menurutnya, penanganan yang diberikan pun harus sesuai dengan kondisi masalah, usia, dan kebutuhan. Dia mencontohkan, untuk anak autis dengan tipikal anak yang masih belum bisa duduk tenang, belum bisa bicara, dan tantrum, kemungkinan anak itu ada masalah di sensoriknya, dan dapat diberikan terapi sensori.

Sedangkan untuk anak yang sulit untuk mandiri, katanya, biasanya ditangani dengan terapi perilaku. Dia menyarankan untuk menghindarkan sejumlah jenis makanan pada anak-anak itu, contohnya makanan dan minuman dari tepung yang ada manis-manisnya, karena dapat merangsang hormon kesenangan.

"Hormon ini menyebabkan anak autis itu semakin aktif. Sementara, untuk mengontrol tubuhnya sendiri saja anak-anak autis itu belum bisa mengendalikannya,” kata dia.

Sebelumnya, dokter spesialis anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Rini Sekartini Sp A (K) menegaskan, hingga saat ini belum ada bukti bahwa air galon guna ulang biru bisa menyebabkan penyakit autis pada anak. Itulah sebabnya, kata Rini, hingga saat ini pun belum ada kajian yang dilakukan terkait hal tersebut.

“Tidak ada kajian tentang pengaruh air dari galon guna ulang biru dengan penyakit autis pada anak. Sebab, belum ada buktinya juga,” ujarnya.

Dia juga menuturkan bahwa autis atau autisme itu merupakan masalah atau gangguan perilaku pada anak yang disebabkan banyak faktor, salah satunya faktor genetik.

Dokter itu menyebut beberapa faktor risiko yang teridentifikasi seperti riwayat prematur, riwayat kejang pada masa bayi, dan karena infeksi masa lampau. "Tapi, yang pasti air galon guna ulang biru itu tidak menjadi penyebab autis. Itu sudah pasti salah. Sebab, belum ada satupun penelitian yang mengungkap bahwa autis itu karena air galon guna ulang biru," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement