REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi meminta jamaah haji Indonesia mengutamakan ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di Raudhah, Masjid Nabawi ketimbang ke tempat-tempat lainnya yang ada di Kota Madinah.
"Jadwal sesuai tasreh yang telah diberikan Kementerian Haji dan Umrah Saudi tidak bisa diulang waktunya. Kalau sudah terlewat, jamaah tidak punya kesempatan lagi," ujar anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda di Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Raudhah merupakan tempat yang berada di antara rumah Nabi (sekarang makam Nabi) dan mimbar. Luas dari arah timur ke barat sepanjang 22 meter dan dari utara ke selatan 15 meter.
Umat Islam meyakini Raudhah merupakan tempat mustajab untuk melangitkan doa-doa. Bahkan Nabi meriwayatkan Raudhah adalah Taman Surga.
Sebelum memasuki Raudhah, jamaah calon haji harus berkumpul di area tunggu pelataran Masjid Nabawi. Tepatnya antara pintu gerbang 360-362 di dekat area pemakaman Baqi.
Petugas telah mengatur pengelompokan kunjungan ke Raudhah berdasarkan generasi dan kloter. Jamaah haji Indonesia diperbolehkan memasuki Raudhah lewat tasreh atau izin khusus. Biasanya, jamaah harus mendaftar melalui aplikasi Nusuk.
"Dilaporkan, secara keseluruhan, pihak Saudi telah menerbitkan 191.582 tasreh masuk Raudhah bagi jamaah haji Indonesia," kata dia.
Di sisi lain, saat ini operasional haji Indonesia tengah dalam fase pemulangan ke tanah air serta pergeseran dari Makkah ke Madinah.
Untuk menghadirkan rasa aman dan bagian dari perlindungan jamaah, PPIH secara reguler melakukan monitoring, pengawasan, dan pengamanan keberangkatan jamaah haji Gelombang II dari Makkah ke Madinah, visitasi ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan Rumah Sakit Arab Saudi untuk melihat kondisi jamaah yang masih dalam perawatan.
"Serta melakukan patroli keliling di sektor-sektor Daker Makkah serta mendata dan mengumumkan barang tercecer/tertinggal milik jamaah haji," kata dia.