Sabtu 13 Jul 2024 07:11 WIB

Siapa Sahabat Nabi Pemegang Kunci Rahasia Rasulullah?

Sahabat Nabi ini ikut andil dalam perang Uhud.

Sahabat Nabi (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Sahabat Nabi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TAIF --Silsilah lengkapnya adalah Hudzaifah bin Husail bin Jabir bin Amr bin Rabi’ah bin Jarwah. Ayah beliau yang bernama Husail yang belakangan dikenal dengan al-Yaman merupakan penduduk asli Makkah dari Bani ‘Abbas.Tidak ditemukan informasi yang jelas mengenai tahun kelahiran salah seorang sahabat mulia ini.

Nisbat Al Yaman merupakan sebutan (laqab) untuk ayah beliau, Husail. Namun satu sumber mengatakan bahwa Al Yaman merupakan sebutan untuk kakeknya, Jabir. Asal mula penyematan sebutan Al Yaman pada ayah beliau sebagaimana dijelaskan oleh Ibnul Atsir dalam kitab Usdul Ghabah adalah karena adanya hutang darah pada kaumnya, hal ini memaksanya untuk pergi meninggalkan tanah kelahirannya, Makkah menuju ke Yatsrib (Madinah).

Baca Juga

Di sana, beliau meminta perlindungan kepada keluarga Bani Abdul Asyhal yang merupakan golongan sahabat Anshar dan juga bersumpah setia kepada mereka dalam kesukuan dan kekeluargaan. Sejak peristiwa itulah Husail, ayah dari Hudzaifah dipanggil dengan sebutan Al-Yaman, hal ini karena ia bersumpah setia kepada Bani Abdil Asyhal yang merupakan kaum Anshar dan secara genealogis berasal dari Yaman.

Setelah menginjak usia dewasa, Husail mempersunting perempuan asli suku Asyhal. Dari perkawinan ini lahirlah Hudzaifah bin Husail yang belakangan lebih terkenal dengan Hudzaifah bin Al Yaman.

Dengan kelahiran sang putra ini, hilanglah hambatannya untuk memasuki kota Makkah, sehingga sejak saat itu ia bebas pulang pergi antara Yatsrib (Madinah) dan Makkah, walaupun waktunya lebih banyak dihabiskan di Yatsrib.

Husail merupakan salah satu dari sepuluh orang keturunan Bani Abbas yang menemui Rasulullah SAW. untuk menyatakan keimanan meraka di hadapan Rasul SAW. Peristiwa ini terjadi sebelum Rasulullah Hijrah ke Madinah tahun 622 M. Sesuai dengan tradisi garis keturunan yang berlaku di Arab, yaitu keturunan ayah, maka Hudzaifah adalah orang Makkah yang lahir dan dibesarkan di Madinah (Abdurrahman bin Abdul Karim, Kitab Sejarah Terlengkap Para Sahabat Nabi).

Hudzaifah lahir dari keluarga muslim pada masa Islam awal, dan beliau telah memeluk Islam sebelum bertemu secara langsung dengan Rasulullah SAW. Sayang sekali penulis belum bisa melacak data yang akurat terkait tahun kelahiran beliau.

Namun jika melihat kronologis data di atas, beliau lahir sebelum Nabi Hijrah ke Madinah, karena ayah beliau, Husail menyatakan keimanan kepada Rasulullah SAW. sebelum peristiwa Hijrah. Sedangkan data yang bisa lacak adalah tahun wafat beliau, yaitu antara 34 dan 35 H atau 656 M., tepat 40 hari pasca tragedi terbunuhnya sahabat Utsman bin Affan, sebagaimana dicatat oleh Ibnul Atsir dalam Usdul Ghabah.

Perjalanan Spiritual

Sebagaimana sahabat-sahabat yang lain, Hudzaifah bin Al Yaman banyak meriwayatkan Hadis dari Rasulullah SAW. Karena kedekatan secara personal dan spiritual dengan Rasulullah SAW lah yang membuatnya banyak memperoleh riwayat Hadis dari Rasulullah SAW yang kemudian diriwayatkan oleh para sahabat Rasul yang lain.

Beberapa nama yang tercatat meriwayatkan hadis dari Hudzaifah bin Al Yaman adalah Abu Ubaidah yang merupakan putra beliau sendiri, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Qhais bin Abi Hazim, Abu Wail, Zaid bin Wahab dan masih banyak lagi. Khalid Muhammad Khalid dalam buku Karakteristik Perihidup 60 Sahabat Rasulullah mencatat informasi bahwa dalam Imam Bukhari dalam Shahih-nya meriwayatkan 8 Hadis dari Hudzaifah, dan Imam Muslim meriwayatkan sebanyak 12 hadis.

Sejarah juga mendokumentasikan bahwa Hudzaifah ikut andil dalam perang Uhud, dan dalam perang inilah ayah beliau, Husail mati syahid secara tidak sengaja oleh pasukan Muslim. Hal ini karena beliau dalam peperangan ini memakai penutup kepala, sehingga para sahabat mengira ia adalah kelompok musyrikin.

Peristiwa syahidnya ayah beliau ini disaksikan sendiri oleh Hudzaifah bin Al Yaman dari kejauhan, beliau melihat pedang sedang terhujam kepada ayahnya, dan beliau berteriak, “ayahku…! Ayahku…! Jangan, dia ayahku.!” Namun, Qadha’ Allah telah terjadi, dan tatkala para sahabat menyadari apa yang terjadi, mereka hanya bisa diam membisu penuh duka.

Dengan sikap kasih sayang dan pemaafan, Hudzaifah memandangi para sahabat, karena ia tahu bahwa kejadian itu merupakan kekhilafan. Hudzaifah kemudian berucap, “semoga Allah mengampuni kalian, sungguh ayahku ini adalah sebaik-baik penyayang.”

Kemudian, dengan pedang terhunus, Hudzaifah bin Al Yaman maju menuju medan perang yang sedang berkecamuk untuk menumpas kaum musyrikin. Berita ketabahan dan ke-heroik-an Hudzaifah ini akhirnya sampai ke telinga Rasulullah SAW.

Pada saat itu Rasul memerintahkan para sahabat yang tanpa sengaja membunuh ayah Hudzaifah untuk membayar diyat atas kekhilafan mereka. Namun Hudzaifah menolak untuk menerima diyat tersebut, dan beliau justru meminta diyat tersebut untuk dibagikan kepada kaum muslimin.

Setelah peristiwa itu, Rasulullah SAW semakin kagum dan sayang kepada Hudzaifah bin Al Yaman. Sebelum perang Uhud terjadi, Hudzaifah bersama ayahnya juga hendak bergabung dengan barisan kaum muslimin dalam perang Badar, namun dalam perjalanan mereka ditahan oleh musuh dan tidak bisa ikut perang.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement