REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak ada rasa nikmat ketika didera sakit. Tubuh yang semula biasa saja mendadak merasakan keperihan. Dalam kondisi tertentu, si penderita sakit harus berbaring terus-menerus dengan alasan untuk pemulihan.
Dalam kondisi yang tidak enak demikian, yang diperlukan adalah motivasi dan semangat dari orang-orang yang dikenal. Mereka mendatangi orang sakit, kemudian memberikan semangat dan mendoakannya.
Kalau itu dilakukan, maka si penjenguk orang sakit akan mendapatkan keutamaan yang luar biasa. Begini penjelasannya.
Syekh Abdullah Ju'aitsan dalam kitabnya yang berjudul Meneladani Nabi dalam Sehari terbitan Pustaka Arafah (2018) menjelaskan, jika menjenguk orang yang sakit pada pagi hari, malaikat akan sibuk mendoakan dan memintakan ampun untuk penjenguk hingga petang hari.
Jika menjenguknya pada sore hari maka tujuh puluh ribu malaikat akan mendoakan dan memintakan ampun untuk penjenguk hingga pagi hari. Ini merupakan keutamaan yang besar dan pahala yang agung.
Nabi Muhammad bersabda, "Barangsiapa menjenguk orang sakit maka berserulah seorang penyeru dari langit (Malaikat), "Bagus engkau, bagus perjalananmu, dan engkau telah mempersiapkan tempat tinggal di dalam surga (HR Tirmidzi).
"Salah satu ketuamaan orang yang mengunjungi orang sakit dia akan mendapatkan pahala yang besar. Apalagi saat menjenguk dia menyampaikan nasihat dan menghibur si sakit," tulis Syekh Abdullah Ju'aitsan.
Nabi Muhammad SAW telah bersabda, "Barangsiapa menjenguk orang sakit, dia tetap berada di khurfatul jannah hingga kembali."
Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah khurfatul jannah itu?"
Nabi Muhammad menjawab, "Kebun-kebun surga yang sedang berbuah." (HR Muslim)
Dalam hadis yang lain, Nabi Muhammad bersabda, "Tidaklah seorang muslim menjenguk seorang muslim yang sakit pada pagi hari kecuali tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga sore. Jika dia mengunjunginya pada sore hari, tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga pagi." (HR At-Tirmidzi, Abu Daud dalam shahihnya). Abu Dawud meriwayatkan dengan lafaz "Mereka memintakan ampun kepadanya."