Ahad 21 Jul 2024 09:42 WIB

Yang Dilakukan Nabi Muhammad Kepada Pemakinya Hingga Buat itu Orang Syahadat

Nabi Muhammad selalu berbuat baik, meski kepada musuhnya.

Red: Erdy Nasrul
Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: republika
Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengingat dan menghayati kearifan Nabi Muhammad SAW akan membuat hati terenyuh, hingga meneteskan air mata. Betapa tidak, pribadi yang jauh dari kehidupan glamor, hidup apa adanya, gemar membantu orang, selalu memikirkan kehidupan orang lain meski dirinya hidup seadanya.

Bahkan dalam keadaannya yang tidak kaya harta, Nabi Muhammad justru memikirkan 'musuh'-nya, yaitu seorang tua buta Yahudi di Madinah, dekat Masjid Nabawi.

Baca Juga

Setiap hari putra Abdullah itu selalu menyuapkan makanan ke mulut si tua bangka. Saat itu pula itu si orang tua terus mencaci Nabi Muhammad. Jangan dekati Muhammad, hindari Muhammad, Muhammad begini...begini...begini....terus dia ucapkan demikian karena hatinya penuh dengan kebencian sangat kepada orang yang paling mulia di alam semesta ini.

Namun segala cacian itu tidak membuat Sang Nabi marah. Hatinya sama sekali tak tergores luka. Mungkin keadaan ini merupakan imbas dari perjalanan Isra dan Miraj-nya yang dijelaskan al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi dalam syair Maulid Simthud Durornya:

وَ زَادُوْاهُ طُهْرًا عَلَى طُهْرٍ فِيْ قَلْبِهِ وَ هُوَ مَعَ ذَالِكَ فِي قُوةٍ وَ ثَبَات

Sesungguhnya para malaikat menambahkan kesucian demi kesucian ke dalam hati Nabi Muhammad, sehingga dia semakin kuat dan tetap pada pendiriannya.

Dengan begitu, tangan Nabi Muhammad ringan saja menyuapkan makanan ke mulut si orang tua. Wajahnya tetap saja tersenyum ketika mendengarkan segala cacian dari mulut busuk si orang tua itu.

Hingga suatu ketika, Nabi mengucapkan khotbah wada, sakit, dan tutup usia. Dunia berduka ketika itu. Makkah dan Madinah dipenuhi tangisan mereka-mereka yang saat itu sudah menjauhi berhala dan berketetapan mengimani tauhidullah.

Kesedihan itu sangat dirasakan oleh para sahabat dan orang dekat Nabi Muhammad. Mereka mengetahui apa saja kebaikan yang biasa diamalkan sang Nabi, salah satunya adalah memberi makan orang tua. Kebiasaan ini pun dilanjutkan Sayidina Abu Bakar yang selalu berkata jujur as-Shiddiq.

Bapak Aisyah itu pun menyuapi makanan ke mulut orang tua tersebut. Namun orang tua itu menolaknya. Siapa kamu, kamu bukanlah orang yang biasa menyuapi saya. 

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَسْجُدُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَاۤبُّ وَكَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِۗ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُۗ وَمَنْ يُّهِنِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّكْرِمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ ۩ۗ
Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.

(QS. Al-Hajj ayat 18)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement