Senin 22 Jul 2024 14:15 WIB

Simbara untuk Komoditas Nikel dan Timah Diluncurkan, Ini Keuntungannya

Potensi royalti dari Simbara untuk Komoditas Nikel dan Timah mencapai Rp 10 triliun.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Tambang nikel di Kaledonia Baru.
Foto: Wikimedia Commons
Tambang nikel di Kaledonia Baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (Simbara) untuk komoditas nikel dan timah diluncurkan pada Senin (22/7/2024). Peluncuran langsung dilakukan oleh para menteri dari Kementerian terkait di kabinet Presiden Joko Widodo.

“Hari ini launching kedua setelah launching Mineral dan Batubara pada 2022 dimana Simbara diperluas untuk komoditas nikel dan timah,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara ‘Launching dan Sosialisasi Implementasi Komoditas Nikel dan Timah melalui Simbara’ di Kantor Kemenkeu, Senin (22/7/2024).

Baca Juga

Peluncuran turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Kemudian juga Plt. Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Suswantono, serta Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron.

Sri mengatakan, Simbara merupakan ikhtiar pemerintah dalam mengelola bumi, air, dan segala sesuatu yang ada di dalamnya untuk bisa diambil manfaatnya sebanyak-banyaknya. Pengelolaan SDA itu tidak bisa hanya dilakukan oleh satu kementerian, melainkan kolaborasi antar kementerian.