Rabu 24 Jul 2024 07:54 WIB

Perubahan Iklim Kian Nyata, Dunia Kembali Cetak Rekor Suhu Terpanas

Suhu di Spanyol melonjam hingga 40 derajat Celcius.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Suhu panas bumi (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Suhu panas bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Badan iklim Eropa, Copernicus menyatakan akhir pekan lalu atau 21 Juli 2024 merupakan hari terpanas yang pernah tercatat di seluruh dunia. Rata-rata suhu udara permukaan pada Ahad mencapai 17,09 derajat Celsius sedikit lebih tinggi dari Juli tahun lalu yang mencapai 17,08 derajat Celsius.

Pada Selasa (23/7/2024), Copernicus mengatakan pekan lalu Amerika Serikat, Eropa dan Rusia mengalami gelombang panas. Copernicus mengonfirmasi berdasarkan catatan sejak 1940, rekor suhu rata-rata tahun lalu pecah pada Ahad lalu.

Baca Juga

Tahun lalu suhu udara empat hari berturut-turut dari 3 sampai 6 Juli memecahkan rekor. Ilmuwan mengatakan panas ini disebabkan perubahan iklim yang didorong pembakaran bahan bakar fosil yang menyebabkan panas ekstrem di seluruh bagian utara bumi.

Copernicus mengatakan setiap bulan sejak Juni 2023 lalu atau 13 bulan berturut-turut menjadi bulan terpanas sejak pencatatan suhu mulai dilakukan. Sejumlah ilmuwan memprediksi tahun 2024 dapat melampaui 2023 sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat.

Panas disebabkan perubahan iklim dan fenomena iklim alami El Nino yang berakhir bulan April lalu.  Spanyol dilanda gelombang panas resmi pertamanya tahun ini pada bulan Juni. Suhu melonjak hingga 40 derajat Celcius di seluruh wilayah negara itu.

Panas itu bertahan selama beberapa hari, tidak memberikan banyak kelonggaran bagi jutaan orang Spanyol.

Sementara itu, angin terik menghantam Yunani, mendorong suhu hingga 43 derajat Celcius selama puncak gelombang panas. Panas yang tak henti-hentinya itu berlangsung selama berhari-hari, dengan suhu malam hari di Athena tetap di atas 30 derajat Celcius selama lebih dari sepekan.

Gelombang panas ini menjadi pengingat penting tentang meningkatnya frekuensi dan intensitas peristiwa panas ekstrem yang melanda Eropa. Para ilmuwan mengingatkan peringatan gelombang panas brutal ini kemungkinan akan menjadi lebih umum di masa depan.

Gelombang panas baru-baru ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan. Banyak negara Eropa telah menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi bahaya cuaca panas ekstrem, termasuk kampanye kesadaran publik dan panduan pencegahan heat stroke.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement