Senin 29 Jul 2024 06:28 WIB

Sebanyak 148 kuda se-Indonesia ikuti Kejurnas Pacuan Kuda di Bantul

Sebanyak 12 Pengprov Pordasi bersaing kuat pada kejurnas ini.

Suasana salah satu perlombaan (race) Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Pacu Kuda Seri 1: Indonesia Derby 2024 yang diselenggarakan di Stadion Sultan Agung, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad (28/7/2024).
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Suasana salah satu perlombaan (race) Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Pacu Kuda Seri 1: Indonesia Derby 2024 yang diselenggarakan di Stadion Sultan Agung, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad (28/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Sebanyak 148 ekor kuda dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Pacuan Kuda Seri 1: Indonesia Derby 2024 yang diselenggarakan di Stadion Sultan Agung, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad (28/7/2024).

"Kejurnas Pacu Kuda ini diikuti 148 kuda dari seluruh Indonesia. Kerjunas seri 1 dibagi menjadi 18 race dengan dua kategori kelas," kata Ketua Panitia Kejurnas Pacu Kuda Seri 1 Indonesia Derby 2024 yang juga CEO Sarga.co, Aryo Djojohadikusumo dalam konferensi pers di sela-sela kerjunas di Bantul, Ahad.

Dia mengatakan, dua kelas itu yaitu kelas non-kejurnas dan kelas kejurnas dengan memperebutkan total hadiah sebesar Rp 1,2 miliar. Kegiatan ini digelar setelah pihaknya sukses menggelar kejuaraan pacuan kuda Piala Tiga Mahkota Seri 1 dan Pertiwi Cup pada April 2024.

Aryo mengatakan, kejuaraan digelar untuk mengedukasi masyarakat tentang pacuan kuda sebagai budaya dan olahraga, membangun ekosistem kejuaraan yang profesional, dan mengembangkan olahraga pacuan kuda di Indonesia menjadi prestisius dan modern.

"Kejuaraan nasional Pacu Kuda Seri 1: Indonesia Derby 2024 ini merupakan satu dari sekian agenda yang telah direncanakan untuk menjadikan pacuan kuda menjadi sumber kebanggaan nasional baru," katanya.

Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Seluruh Indonesia (PP Pordasi) Triwatty Marciano, mengatakan, ada 12 Pengprov Pordasi yang menjadi pesaing kuat pada kejurnas ini, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), DIY, Riau, Sulawesi Selatan, dan Jawa Tengah.

"Kami berharap olahraga pacuan kuda di Indonesia dapat semakin berkembang dan siap menjadi tuan rumah kejuaraan tingkat internasional di kemudian hari," kata Triwatty.

Lebih lanjut dia mengatakan, Kejurnas Pacu Kuda Seri 1: Indonesia Derby ini juga tidak lepas dari berbagai pihak seperti Pordasi, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Kabupaten Bantul dan pihak terkait lainnya.

Berdasarkan data dari KONI, ajang pacuan berkuda di Indonesia berkembang pesat, terlihat dari antusiasme masyarakat dalam berbagai kejuaraan.

"Kami sangat bangga Bantul bisa dipercaya menjadi tuan rumah event nasional ini. Kami juga berharap event seperti ini menjadi sport tourism yang bisa melibatkan para UMKM sehingga turut mengembangkan perekonomian daerah," kata Ketua KONI DIY, Djoko Pekik Irianto.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebutkan bahwa ajang kejuaraan nasional pacuan kuda yang digelar Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) di Stadion Sultan Agung Bantul mampu membangkitkan aktivitas perekonomian masyarakat di daerah itu.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, pihaknya mendukung pelaksanaan  kegiatan tersebut karena pada prinsipnya pemerintah daerah  ingin membangun dan membangkitkan ekonomi masyarakat dari berbagai sektor, baik industri dan pariwisata.

"Ajang acuan kuda ini bisa masuk dalam kategori sport tourism, wisata olahraga yang memberikan efek sebagai pembangkit ekonomi bagi masyarakat di sekeliling venue pacuan kuda," katanya kepada wartawan.

Bupati mengatakan apalagi kejurnas tersebut diikuti oleh atlet berkuda dari seluruh Indonesia, dan ofisial dari berbagai klub pacuan kuda yang ada di Indonesia, bahkan ada dari luar negeri yang ikut menonton, ikut memantau pertandingan kejuaraan.

"Karena mereka tertarik dengan 'event' pacuan kuda yang diselenggarakan di Kabupaten Bantul ini, dari sisi pemerintah, bahwa pacuan kuda ini selain sebagai olahraga tidak kalah pentingnya adalah bahwa dia menjadi satu event sport tourism," katanya.

Dia mengatakan pacuan kuda saat ini sebagai wisata olahraga yang digemari masyarakat, baik masyarakat kelas menengah sampai masyarakat atas.

"Sehingga ini bisa kita manfaatkan sebagai salah satu penggerak sport tourism terutama pacuan kuda yang memberikan efek ke bawah, di mana masyarakat sekitar memperoleh kesempatan dari adanya event ini terutama untuk menyediakan jasa penitipan kuda," katanya.

Lebih lanjut Bupati mengatakan ke depan pihaknya juga terus berkomunikasi dengan Pengurus Provinsi (Pengprov) Pordasi maupun pihak terkait agar bagaimana sarana olahraga di Bantul ini terus ditingkatkan, agar makin memadai sebagai lokasi ajang nasional.

"Pemerintah mendukung apabila venue pacuan kuda yang diminati oleh masyarakat pacuan kuda Indonesia ini bisa kita dikembangkan lebih bagus, lebih baik, sehingga efek ekonominya juga lebih besar," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement