Sabtu 03 Aug 2024 07:45 WIB

Perbankan Dinilai Perlu Lebih Lincah Hadapi Tantangan dan Peluang Ekonomi Masa Depan

Perkiraan tersebut tertopang konsumsi rumah tangga yang terjaga.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ketua Bidang Organisasi Perhimpunan Bank Nasional (PERBANAS) Hery Gunardi dalam acara Welcoming Dinner PERBANAS CFO FORUM II–2024 di Bali.
Foto: Dok Republika
Ketua Bidang Organisasi Perhimpunan Bank Nasional (PERBANAS) Hery Gunardi dalam acara Welcoming Dinner PERBANAS CFO FORUM II–2024 di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Industri perbankan nasional sebagai salah satu sektor utama penopang ekonomi Tanah Air dinilai harus semakin agile dalam menghadapi tantangan dan peluang ekonomi di masa depan, sehingga kondisi ekonomi Indonesia semakin terjaga. Hal tersebut ditegaskan Ketua Bidang Organisasi Perhimpunan Bank Nasional (PERBANAS) Hery Gunardi dalam acara Welcoming Dinner PERBANAS CFO FORUM II–2024 di Bali pada Kamis (1/8/2024).

Hery yang juga menjabat Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI menjelaskan, dinamika ekonomi dan keuangan berubah cepat, baik di tataran global juga nasional. Hal tersebut tentunya membuka tantangan dan peluang besar bagi industri perbankan. Seperti kinerja ekonomi global yang terfragmentasi serta penurunan inflasi yang tertahan oleh inflasi harga jasa menjadi isu utama.

Baca Juga

Mengutip data World Economic Outlook dari International Monetary Fund (IMF), pertumbuhan PDB dunia tahun ini diproyeksikan sekitar 3,2 persen. Pertumbuhan itu sama dengan tahun lalu, namun masih lebih kecil dibandingkan dengan 2021 dan 2022 yang masing-masing 6,5 persen dan 3,5 persen.

“Selain itu, eskalasi geopolitik menambah ketidakpastian yang membayangi prospek ekonomi di masa depan. Menghadapi ketidakpastian ekonomi dan politik global, beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS), mengadopsi kebijakan suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama atau higher for longer,” kata Hery dalam keterangan, Jumat (2/8/2024).