Senin 05 Aug 2024 23:31 WIB

Laba Bersih Tembus Rp 1 Triliun, Teknologi Flying Tower System Jadi Strategi Baru Mitratel

Mitratel terus memacu manajemen untuk melakukan ekspansi bisnis.

Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko (Teddy) memaparkan kinerja perusahaan, di Labuan Bajo, Senin (5/8/2024).
Foto: Dok Mitratel
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko (Teddy) memaparkan kinerja perusahaan, di Labuan Bajo, Senin (5/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO - Berbagai upaya penguatan infrastruktur serta inovasi yang diinisiasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) mengukuhkan pertumbuhan kinerja perusahaan yang tercermin dari pencapaian semester I 2024. Pendapatan mencapai Rp 4,45 triliun, meningkat 7,8 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) dan laba bersih tembus Rp 1 triliun.

Kepercayaan industri terhadap Mitratel terus memacu manajemen untuk melakukan ekspansi bisnis dan menjajaki berbagai peluang yang sejalan dengan strategi perusahaan, termasuk adopsi teknologi baru untuk menghadapi perubahan di industri dengan melakukan kemitraan strategis yang selektif dan terus mengembangkan infrastruktur di luar pulau Jawa.

Baca Juga

“Kami percaya strategi ini semakin mendekatkan kami dengan visi Mitratel untuk menjadi Digital InfraCo nomor satu di pasar APAC (Asia-Pacific),” kata Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko (Teddy), di Labuan Bajo, Senin (5/8/2024).

Teddy mengatakan, pemerataan akses internet dan jaringan telekomunikasi berkualitas tinggi masih menjadi tantangan utama negeri ini. Berdasarkan survei Survei APJII, hingga saat ini masih terdapat lebih dari 57 Juta penduduk Indonesia belum tersambung internet, terutama di daerah terdepan, terluar dan terjauh (3T).

Ditopang oleh lebih dari 38 ribu menara dan lebih dari 37 ribu km fiber optik, Mitratel berupaya mengambil peran lebih besar untuk menjadi garda terdepan dalam mengakselerasi pemerataan akses jaringan telekomunikasi di seluruh pelosok negeri, khususnya di kawasan Indonesia timur.

Salah satu upaya untuk meningkatkan layanan telekomunikasi di Indonesia dilakukan dengan mendorong inovasi Flying Tower System (FTS), teknologi pesawat tanpa awak bertenaga surya yang menggunakan teknologi High Altitude Platform Station (HAPS) dari anak usaha Airbus, AALTO HAPS Ltd. (“AALTO”). Mitratel baru saja menjalin kemitraan strategis non-eksklusif dalam pengembangan Flying Tower System (FTS) dengan AALTO.

Kerja sama antara Mitratel dan AALTO merupakan potensi yang sangat baik untuk memperluas konektivitas. Hal ini termasuk memperluas cakupan operator seluler (MNO). Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko (Teddy) mengatakan, kerja sama antara Mitratel dan AALTO ini merupakan upaya dalam mendukung rencana pemerintah Indonesia untuk memberikan akses yang merata terhadap telekomunikasi berkualitas tinggi bagi seluruh masyarakat.

"Akses internet dapat meningkatkan kualitas hidup sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah. Oleh karena itu, kami merintis berbagai inisiatif dan mengadopsi teknologi baru yang memungkinkan Mitratel untuk memperluas jaringannya secara efektif. Mitratel senantiasa berkomitmen untuk tetap menjadi yang terbaik dan tumbuh berkelanjutan dalam mendukung pemerataan dan kedaulatan digital di Indonesia," ujar Teddy.

Berkomitmen untuk mengembangkan jaringan telekomunikasi di luar Pulau Jawa, saat ini 59 persen atau sejumlah 22.607 menara yang dimiliki Mitratel berada di luar Jawa. Komposisi ini sejalan dengan langkah strategis perseroan untuk menangkap peluang ekspansi operator seluler dalam mengembangkan bisnisnya ke luar Jawa.

Hal ini juga terefleksikan dari pertumbuhan tenant di luar Jawa sebesar 8 persen, lebih tinggi dibandingkan di Jawa yang pertumbuhannya sebesar 6 persen. Sejalan dengan itu pertumbuhan tenancy ratio di luar Jawa sebesar 2,3 persen lebih tinggi dibandingkan di Jawa sebesar 1,6 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement