Kamis 08 Aug 2024 08:18 WIB

Beda Pilihan Diksi Bisa Buat Seseorang Enggan Diimunisasi

Kesuksesan program vaksinasi bergantung pula pada sosialisasi dan komunikasi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Indira Rezkisari
Acara diskusi publik bertajuk Komitmen Jawa Tengah dalam Perlindungan Kanker Serviks Sejak Usia Anak yang digelar di Hotel Khas, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (7/8/2024).
Foto: Kamran Dikarma
Acara diskusi publik bertajuk Komitmen Jawa Tengah dalam Perlindungan Kanker Serviks Sejak Usia Anak yang digelar di Hotel Khas, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (7/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Organisasi Portal Kesehatan Masyarakat (Porkesmas) didukung oleh UNICEF Indonesia menggelar kegiatan pelatihan komunikasi interpersonal untuk tenaga kesehatan dan kelompok guru sekolah dasar di Jawa Tengah (Jateng) guna menyokong kampanye vaksinasi human papilloma virus (HPV). Vaksinasi tersebut difokuskan kepada anak-anak perempuan untuk mencegah mereka terserang penyakit kanker leher rahim atau serviks.

Kegiatan pelatihan dengan tajuk "Jaga Bersama" digelar di Kota Semarang pada 6-8 Juli 2024. Kegiatan tersebut turut melibatkan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan Provinsi Jateng. Dalam diskusi publik yang digelar di Hotel Khas Semarang pada Rabu (7/8/2024), Social Behavior Change (SBC) Officer UNICEF Indonesia, Rizky Ika Syafitri, mengungkapkan, kemampuan komunikasi interpersonal atau antar-pribadi dibutuhkan dalam proses sosialisasi pentingnya vaksinasi HPV.

Baca Juga

Dia mencontohkan tentang pemilihan diksi vaksinasi dan imunisasi. "Kadang ada yang masih tidak mau kalau pakai kata 'vaksinasi'. Tapi begitu diganti 'imunisasi', mereka mau. Jadi kemampuan bahasa itu penting," kata Rizky.

Ika Susianingsih adalah salah satu guru sekolah dasar yang mengikuti program pelatihan komunikasi antar-pribadi yang diselenggarakan Porkesmas dan UNICEF Indonesia. Dia mengaku cukup tertarik mengikuti pelatihan tersebut.

"Pelatihan ini memberikan wawasan baru tentang cara berkomunikasi yang efektif dan menyenangkan dengan anak-anak dan orang tua. Kami jadi lebih siap mengedukasi orang tua dan siswa-siswi di sekolah tentang pentingnya imunisasi," ujarnya saat ditemui di lokasi.

Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Irma Makiah, mengungkapkan, upaya promosi kesehatan membutuhkan dukungan banyak pihak, termasuk perihak pentingnya vaksinasi HPV. Oleh sebab itu dia mengapresiasi program pelatihan yang dilaksanakan Porkesmas dan UNICEF Indonesia.

"Saya berharap kolaborasi ini dapat meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat untuk imunisasi. Jangan sampai anak-anak kita menderita karena penyakit berbahaya, termasuk kanker serviks, yang sebenarnya bisa dicegah dengan imunisasi," ucap Irma.

Kepala UNICEF Indonesia untuk Wilayah Jawa, Arie Rukmantara, mengatakan, imunisasi HPV penting disukseskan. Hal itu karena setiap dua menit sekali, seorang wanita meninggal akibat kanker serviks.

"UNICEF berdedikasi pada target bersama secara global untuk melindungi kehidupan 86 juta anak perempuan dan mendukung 21 negara, termasuk Indonesia, dalam memberikan imunisasi HPV kepada anak perempuan Indonesia, termasuk di Jawa Tengah," kata Arie.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2021, total kasus kanker serviks di Indonesia mencapai 36.633 kasus atau 17,2 persen dari seluruh jenis kanker pada perempuan. Menurut data Kemenkes tahun 2021, angka kematian akibat kanker servika pun tergolong tinggi, yakni mencapai 21.003 jiwa. Jumlah itu menyumbang 19,1 persen dari seluruh kematian akibat kanker.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement