REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengatakan akan mengawal kasus matinya lima sapi secara misterius di Kelurahan Cepoko, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Saat ini sampel dari kelima sapi tersebut tengah diuji Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta.
"Dari provinsi akan memantau dan mengawal. Karena untuk di lapangan saat ini masih ditangani oleh tim di Semarang, sudah diambil sampel untuk diuji (di Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta). Hasilnya keluar kurang lebih dua hari, kita tunggu dulu saja hasilnya," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Jateng, Agus Wariyanto, dalam keterangannya, Rabu (7/8/2024).
Kendati masih menunggu hasil uji lab, Agus berpendapat, ada dua kemungkinan terkait penyebab matinya lima sapi secara misterius di Cepoko. Pertama karena virus dan kedua akibat tindakan kriminal seseorang.
"Kalau itu nanti bukan penyakit, harus ditelisik lebih jauh, melihat CCTV sekitar, apakah karena tindakan seseorang. Karena dulu pernah kejadian seperti ini di Sragen, orang lewat nyebarin penyakit atau apa, mati semua. Namun waktu itu langsung tertangani ambulans dan kepolisian, sudah langsung diketahui kalau tindakan kriminal," ucap Agus.
Agus mengungkapkan, sejumlah penyakit hewan masih menjadi atensi di Jateng. Misalnya, penyakit mulut dan kuku (PMK) serta penyakit cacar atau lumpy skin disease (LSD) yang hingga saat ini penanganan vaksinasinya masih terus berjalan.
Dia mengatakan, awal tahun ini, Pemerintah Provinsi Jateng sempat mendistribusikan 21 ribu dosis vaksin Anthrax di Wonogiri, Klaten dan Sukoharjo. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi penyebaran Anthrax yang terjadi di Gunung Kidul dan Sleman, beberapa waktu lalu.
Sebanyak lima sapi milik peternak di Kelurahan Cepoko, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, mati mendadak secara bersamaan. Ketua Kelompok Tani Rukun Makmur, Muhfasodin (38 tahun) mengungkapkan, kelima sapi di Cepoko mati serempak pada Senin (5/8/2024), sekitar pukul 05.30 WIB. Padahal pada malam sebelumnya, sapi-sapi tersebut masih tampak sehat.
Muhfasodin menilai, kematian kelima sapi itu cukup janggal. Hal itu karena tak ada gejala yang terdeteksi sebelum sapi-sapi tersebut mati. "Iya janggal. Dulu kan PMK kan kelihatan ini kan wabah juga sudah enggak menjalar cuma ada seperti itu. Biasanya kan demam enggak mau makan kita tahu, bisa diperiksain dokter atau apa, (tapi) ini tahu-tahu mati semua langsung seketika enggak ada nyisihin satu atau dua," ucap Muhfasodin di lokasi, Selasa (6/8/2024).
Dia mengungkapkan, kejadian matinya lima sapi secara mendadak di Kelurahan Cepoko sudah dilaporkan ke Polsek Gunungpati dan Dinas Kesehatan Kota Semarang. Sementara itu, Kapolsek Gunungpati Kompol Agung Raharjo mengatakan, pihaknya telah melakukan olah TKP bersama Inafis Polrestabes Semarang untuk menyelidiki penyebab kematian sapi-sapi di Cepoko.
Menurut Agung, saat ini pihaknya juga tengah menunggu hasil lab dari sampel yang sudah diambil oleh Dinas Peternakan Kota Semarang. "Dokter hewan kemarin sudah ke sini dengan sapi meninggal itu diambil sampel darah di tenggorokan, termasuk daging dan sebagainya. Sementara hasil identifikasi secara kualifikasi kesehatan ini dokter hewan, sementara proses berjalan sedang diobservasi di lab Jogja," kata Agung.