Ahad 18 Aug 2024 16:00 WIB

Indef Soroti Tingginya Utang Jatuh Tempo RI

Total utang Indonesia hingga Juli 2024 sendiri telah mencapai Rp 8.502 triliun.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Satria K Yudha
Ilustrasi utang
Foto: Freepik
Ilustrasi utang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Researcher, Center of Macroeconomics and Finance, Indef, Riza Annisa Pujarama menyoroti beban kewajiban pembayaran utang jatuh tempo yang akan ditanggung pemerintahan Prabowo Subianto. Riza menyampaikan, profil utang jatuh tempo Indonesia untuk 2025 sangat tinggi yakni sebesar Rp 775,90 triliun atau naik dari outlook APBN 2024 sebesar Rp 553,10 triliun. 

"Itu belum sama pembayaran suku bunga utangnya. Sehingga ini untuk semakin tinggi risiko, kita butuh uang, maka suku bunga SBN-nya pasti bisa naik dan di RAPBN 2025 ini tergambar jadi 7,1 persen," ujar Riza saat diskusi publik Indef bertajuk "RAPBN 2025 di Masa Transisi: Apa Saja yang Harus Diantisipasi?" di Jakarta, Ahad (18/8/2024).

Riza memaparkan, total utang Indonesia hingga Juli 2024 sendiri telah mencapai Rp 8.502 triliun. Riza mengatakan angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 8.144 triliun. 

Riza menilai tingginya pembiayaan utang akan mendorong naiknya bunga utang yang harus ditanggung pemerintah.