REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — SMA Negeri 8 Yogyakarta meminta BPIP untuk dievaluasi menyusul polemik Paskibraka lepas hijab ketika pengukuhan di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 13 Agustus 2024. Hal ini mengingat salah satu Paskibraka putri yang melepas hijabnya berasal dari SMAN 8 Yogyakarta yakni Keynina Evelyn Candra.
“(Harus) Jadi evaluasi bagi kita bersama, bagi negara Indonesia bahwa hal seperti itu tolong tidak terjadi lagi, nanti akan menimbulkan polemik,” kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 8 Yogyakarta, Slamet Nugroho kepada Republika, Jumat (16/8/2024).
Slamet menuturkan, pihaknya tidak akan mengajukan gugatan ataupun surat keberatan terkait pencopotan hijab tersebut. Terlebih, dari BPIP juga sudah mencabut ketentuan pelepasan hijab bagi Paskibraka tersebut.
“Kemarin siang dari BPIP sudah menyampaikan bahwa BPIP menggagalkan pelepasan jilbab pada Paskibra Nasional 2024. Sudah ada itu, kalau sudah digagalkan ya sudah, itu selesai permasalahannya, hanya kemudian jadi evaluasi bagi kita bersama,” ucap Slamet.
Dikatakan Slamet, saat ini pihaknya masih belum bisa berkomunikasi dengan Evelyn karena masih dalam masa karantina. Dengan begitu, pihaknya belum memastikan reaksi dari Evelyn terkait pelepasan hijab tersebut.
“Kalau misalnya memang mereka (Paskibraka) menyatakan diri betul-betul ikhlas (lepas hijab) karena keikhlasan, kita tidak tahu ya, (tapi) kalau ikhlas ya silakan, enggak apa-apa. Tapi kalau itu enggak ikhlas, itu sebuah pelanggaran HAM yang luar biasa,” jelasnya.
Slamet menuturkan, pihaknya juga belum berkomunikasi dengan orang tua Evelyn. Namun, dari orang tua Evelyn diketahui keberatan dengan dengan pelepasan hijab tersebut.
Pihaknya berharap agar pada saat Paskibraka yang bertugas mengibarkan bendera Merah Putih pada peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-79 di IKN pada 17 Agustus 2024 nanti, Evelyn tetap mengenakan hijab. “Kemarin saya sempat baca juga (di media) bahwa Kesbangpol Kota Yogya itu sudah menghubungi orang tuanya, dan orang tua merasa keberatan kalau itu jadi dilepas jilbabnya,” ungkap Slamet.