Sabtu 24 Aug 2024 04:45 WIB

Awas Bahaya Takhayul, Khurafat dan Tathayyur!

Tiap Muslim hendaknya menghindari takhayul, khurafat, dan tathayyur.

ILUSTRASI Tiap Muslim hendaknya menghindari takhayul, khurafat, dan tathayyur.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang/ca
ILUSTRASI Tiap Muslim hendaknya menghindari takhayul, khurafat, dan tathayyur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Secara kebahasaan, takhayul berarti sesuatu yang hanya ada dalam khayal belaka. Artian lainnya adalah kepercayaan kepada sesuatu yang dianggap ada atau sakti, tetapi sebenarnya tidak ada atau tidak sakti.

Kata itu diserap dari bahasa Arab. Menurut kamus Mu’jam al-Wasith, seperti dilansir dari laman resmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah, takhayyul bermakna 'membayangkan.'

Baca Juga

Istilah itu sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang sombong dan kagum pada dirinya sendiri. Pelakunya disebut mukhtal atau dzul khuyala. Sebab, dibayangkannya bahwa mereka hebat dan tak tertandingi.

Semua dusta, berawal dari khayalan manusia, tanpa bukti nyata. Kata-katanya tidak sesuai kenyataan. Demikian pula, ia tidak didukung dalil apa pun.

Ketika takhayul atau khayalan ini diyakini sebagai kebenaran, maka statusnya berubah menjadi khurafat.

Khurafat berarti cerita-cerita memesonakan yang di dalamnya perkara-perkara dusta, rekaan, dan kepercayaan yang menyimpang dari ajaran Islam bercampur baur. Mereka yang tidak awas cenderung mudah menerimanya sebagai kebenaran.

Budaya khurafat berasal dari masyarakat Jahiliyah. Istilahnya adalah tathayyur. Ini diambil dari attahyru, yang berarti 'burung.'

Dahulu, orang-orang Arab Jahiliyah sering menganggap burung tertentu sebagai pembawa sial. Bila sedang berjalan dan berpapasan dengan burung itu, orang langsung percaya bahwa dirinya akan bernasib buruk. Bila burung itu hinggap di sebuah rumah, maka dipercayai bahwa penghuni rumah itu dalam waktu dekat akan meninggal dunia.

Di antara bentuk-bentuk khurafat adalah meyakini bahwa nama seorang anak menyebabkannya gampang sakit atau bernasib malang. Kemudian, orang tua si anak--dengan keyakinan tersebut--memutuskan untuk mengganti nama buah hatinya, agar tidak "keberatan nama."

Khurafat juga bisa berupa pemujaan atau usaha memohon kepada makhluk halus, semisal jin. Contoh lainnya, seseorang meyakini bahwa benda-benda, seperti tongkat, keris, atau batu akik, memiliki kekuatan gaib yang bisa diandalkan untuk kemudahan hidupnya.

Takhayul, khurafat, maupun tathayyur mesti dijauhi umat Islam. Sebab, kaum Muslimin dikhawatirkan akan terjerumus ke dalam perbuatan syirik dan merusak akidah. Ketahuilah, syirik adalah dosa terbesar.

Dalam hal ini, para ulama atau dai dapat menyampaikan dakwah untuk meluruskan pemahaman sebagian masyarakat yang gemar takhayul, khurafat, atau tathayur. Pendekatan yang bijak sangat diperlukan.

Dakwah harus dilakukan dengan hikmah, nasihat yang baik, dan debat yang dilakukan dengan cara yang baik (mujadalah bil ma’ruf). Dengan demikian, umat Islam diharapkan dapat memahami dan menghindari takhayul, khurafat, dan tathayur, serta memperkuat akidah mereka sesuai ajaran Islam yang benar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement