Ahad 25 Aug 2024 06:40 WIB

Minta Para Elite tak Mudah Dihasut, Prabowo: Tolong Belajar dari Sejarah 1998

Prabowo menilai Indonesia dihasut oleh kekuatan asing agar tak menjadi negara maju.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Israr Itah
Presiden Terpilih Prabowo Subianto menghadiri penutupan Kongres ke-6 PAN di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat, Sabtu (24/8/2024) malam WIB.
Foto: Republika.co.id/Bayu Adji P
Presiden Terpilih Prabowo Subianto menghadiri penutupan Kongres ke-6 PAN di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat, Sabtu (24/8/2024) malam WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih Prabowo Subianto meminta para elite politik di Indonesia untuk tak mudah dihasut oleh pihak tertentu. Menurut dia, Indonesia tak akan bisa menjadi negara maju apabila para tokoh tidak berkerja sama.

Ia mengatakan, bangsa Indonesia telah ratusan tahun diadu domba. Selama ini, masih ada pihak yang ingin memecah belah bangsa kita dengan menghasut satu sama lain.

Baca Juga

"Bangsa kita ratusan tahun diadu domba, diadu domba ratusan tahun. Semua masalah itu adalah dihasut, terus dihasut," kata dia saat berpidato dalam Kongres VI PAN di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat, Sabtu (24/8/2024).

Ia menilai, saat ini merupakan masa Indonesia untuk tinggal landas. Karena itu, semua pihak harus bersatu agar proses tinggal landas Indonesia menjadi negara maju dapat berjalan tanpa banyak kendala.

Prabowo mengingatkan, Indonesia pernah mengalami hal serupa pada 1998, ketika bangsa ini di ambang tinggal landas. Namun, bangsa Indonesia dihasut oleh kekuatan asing agar tak menjadi negara maju.

"Waktu 98, kita sudah diambang tinggal landas, tapi kita dikerjain oleh kekuatan-kekuatan asing," ujar Prabowo.

Menurut dia, saat ini masih ada sejumlah elite politik di Indonesia yang tak tahu kejadian pada 1998.

"Kalau ada elite Indonesia yang belum mengerti apa yang terjadi tahun 98, saya sarankan tolong belajar lagi," kata dia.

Prabowo menjelaskan, waktu itu, Indonesia telah bisa membuat pesawat terbang. Bahkan, ketika itu Indonesia diklaim lebih maju dibandingkan Turki.

Ia menambahkan, pada 1998, China belum punya super komputer. Sementara itu, Indonesia telah memilikinya. Namun, hari ini super komputer di Cina merupakan yang terbanyak di dunia, bahkan melebihi Amerika Serikat.

"Jadi saudara-saudara, mari kita belajar dari sejarah, mari kita ciptakan kesejukan," ujar Prabowo.

Kendati demikian, Prabowo menilai, masih ada pihak yang tak mau diajak bekerja sama dalam kesejukan. Pihak yang tak disebut itu justru hanya ingin berseteru, alih-alih bekerja sama.

"Walaupun ada diajak adem, maunya panas-panas," kata dia.

Menurut dia, bangsa Indonesia sudah tidak mau diadu domba lagi. Bangsa Indonesia ingin proses pembangunan berjalan dengan damai sehingga bisa menjadi negara maju.

"Jangan salah hitung, mandat rakyat ada di kita, people power ada di kita. Jangan pernah salah hitung, dan kita akan melaksanakan mandat itu sebaik-baiknya," ujar Prabowo. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement