Sabtu 31 Aug 2024 10:09 WIB

Peneliti Sebut Bot Media Sosial Jadi Masalah Baru yang Bisa Memecah Belah

Perang melawan bot telah menjadi permainan kucing-kucingan yang konstan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Indira Rezkisari
Foto ilustrasi aplikasi media sosial.
Foto: EPA-EFE/ETIENNE LAURENT
Foto ilustrasi aplikasi media sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ingatkah ketika ancaman terbesar di dunia maya adalah virus komputer? Itu adalah masa-masa yang lebih sederhana. Saat ini, kita menghadapi bahaya digital yang jauh lebih berbahaya: Bot media sosial yang didukung AI.

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Washington dan Xi'an Jiaotong University mengungkapkan potensi besar dan risiko yang mengkhawatirkan dari penggunaan model bahasa besar (LLM) seperti ChatGPT dalam mendeteksi dan membuat profil palsu yang menipu ini.

Baca Juga

Bot media sosial (akun otomatis yang dapat meniru perilaku manusia) telah lama menjadi duri dalam daging bagi operator platform dan pengguna. Akun-akun buatan ini dapat menyebarkan informasi yang salah, mengganggu pemilihan umum, dan bahkan mempromosikan ideologi ekstremis.

Hingga saat ini, perang melawan bot telah menjadi permainan kucing-kucingan yang konstan, dengan para peneliti mengembangkan metode deteksi yang semakin canggih, hanya saja para pembuat bot menemukan cara baru untuk menghindarinya.