Ahad 01 Sep 2024 17:08 WIB

Poltekkes Solo Lakukan Program PPDS Berdayakan Anak Disabilitas di Karanganyar

Hingga kini sudah terdapat 53 alat bantu anak disabilitas yang diberikan.

Red: Fernan Rahadi
Poltekkes Solo melakukan Program Pembangunan Desa Sehat (PPDS) dengan pemberdayaan penyandang disabilitas anak dengan pendekatan interprofessional collaboration di Komunitas Forum Buah Hati Intan Pari, Desa Wonolopo, Tasik Madu, Karanganyar, Jawa Tengah, Ahad (1/9/2024).
Foto: Republika/Muhammad Noor Alfian Choir
Poltekkes Solo melakukan Program Pembangunan Desa Sehat (PPDS) dengan pemberdayaan penyandang disabilitas anak dengan pendekatan interprofessional collaboration di Komunitas Forum Buah Hati Intan Pari, Desa Wonolopo, Tasik Madu, Karanganyar, Jawa Tengah, Ahad (1/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Poltekkes Solo melakukan Program Pembangunan Desa Sehat (PPDS) dengan pemberdayaan penyandang disabilitas anak dengan pendekatan interprofessional collaboration di Komunitas Forum Buah Hati Intan Pari, Desa Wonolopo, Tasik Madu, Karanganyar, Jawa Tengah, Ahad (1/9/2024). 

Ketua PPDS Nur Rachmat mengatakan kegiatan tersebut dilangsungkan selama satu tahun setiap bulannya sejak bulan Januari 2024 lalu. Dalam pemberdayaan tersebut diberikan juga penyuluhan hingga alat bantu untuk anak disabilitas. 

"Kegiatan kami mengimplementasikan ilmu dari dosen di Poltekkes Kemenkes Solo dan Poltekkes Jakarta 1 dalam rangka memberikan tindak evaluasi penyuluhan dan pemberian alat bantu kepada disabilitas khususnya anak," kata Nur, Ahad (1/9/2024). 

photo
Poltekkes Solo melakukan Program Pembangunan Desa Sehat (PPDS) dengan pemberdayaan penyandang disabilitas anak dengan pendekatan interprofessional collaboration di Komunitas Forum Buah Hati Intan Pari, Desa Wonolopo, Tasik Madu, Karanganyar, Jawa Tengah, Ahad (1/9/2024). - (Republika/Muhammad Noor Alfian Choir)

Pihaknya mengatakan kegiatan tersebut melakukan dua hal. Yakni edukasi kesehatan gigi dan mulut oleh Dr Jusuf Kristianto dan program pembuatan jamu atau pemanfaatan bahan alam untuk peningkatan imun pada anak disabilitas berupa pembuatan es krim hingga camilan sehat oleh Dr Indri Kusuma Dewi. 

"Program pemberdayaan dilakukan untuk mendorong keterlibatan masyarakat agar membantu anak-anak berkebutuhan khusus lebih meningkat kemandiriannya," kata Nur.

Pihaknya mengatakan hingga kini sudah terdapat 53 alat bantu anak disabilitas yang diberikan. Diberikannya alat tersebut diharapkan dapat mengkoreksi kaki anak yang disabilitas. 

"Sejak Januari ada 53 seperti kafo untuk anak anak sipi. Ada juga afo, ada juga insole bagi anak yang kaki datar," katanya lagi.

Sementara itu, salah seorang pemateri penyuluhan pembuatan jamu Dr Indri Kusuma Dewi mengatakan penyuluhan membuat es krim kelor dan dimsum kelor diharapkan dapat meningkatkan imun anak disabilitas. Hal tersebut berkaca karena banyak kasus anak yang mengalami diabetes. 

"Kami memanfaatkan kekayaan alam Indonesia salah satunya adalah kelor di mana kelor punya manfaat luar biasa untuk peningkatan imun pada anak," ujarnya.

"Kasus anak disabilitas diharapkan memanfaatkan barang pangan fungsional berbahan kelor punya sistem imun yang bagus dan kita menginovasikan dalam bentuk pangan fungsional yang bisa dimanfaatkan setiap saat seperti contohnya es krim kelor coklat, dimsum kelor, dan sereal kelor," kata Indri menambahkan.

 

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement