Senin 02 Sep 2024 15:21 WIB

Penderita Cacar Perlukah Mandi 2 Kali Sehari? Ini Kata Dokter

Seseorang yang menderita cacar tetap dianjurkan untuk mandi.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Penderita cacar (ilustrasi). Penderita cacar tetap diimbau mandi rutin pagi dan sore.
Foto: www.freepik.com
Penderita cacar (ilustrasi). Penderita cacar tetap diimbau mandi rutin pagi dan sore.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cacar merupakan penyakit yang sangat menular. Meskipun membuat tidak nyaman karena gatal-gatal, penting untuk tetap menjaga kebersihan diri, termasuk mandi secara rutin. Mengapa? Mari kita bahas lebih lanjut.

Ketua umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan kelamin Indonesia (PERDOSKI) Dr dr Hanny Nilasari mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan diri termasuk mandi rutin pagi dan sore meski tengah menderita penyakit cacar. "Tetap menjaga kebersihan termasuk mandi dua kali sehari dan menggunakan obat oles yang diberikan oleh dokter untuk menjaga agar infeksi tidak menyebar dan meluas, harus menjadi perhatian," kata Hanny, baru-baru ini.

Baca Juga

Dia mengatakan, seseorang yang menderita cacar tetap dianjurkan untuk mandi serta tidak menggaruk lesi kulit, dan menjaga agar luka tetap kering. Bahkan bila perlu, luka yang besar dan terbuka disarankan untuk ditutup kain kasa agar tidak mengontaminasi barang sekitar.

Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah untuk tetap menjaga kebersihan tangan dan kuku. Ketua KSM Dermatologi dan Venereologi RSCM- FKUI itu mengatakan, seseorang yang pernah menderita cacar tetap memiliki risiko untuk terpapar kembali.

"Infeksi ini bisa saja berulang, apalagi pada pasien yang imunitasnya rendah misalnya dengan penyakit kulit yang luas, pasien autoimun, HIV, dan lainnya," ujarnya.

Terkait dengan maraknya informasi terkait penyebaran virus cacar monyet atau monkeypox (Mpox), ia menyarankan agar masyarakat segera datang ke fasilitas kesehatan untuk memastikan apakah infeksi kulit yang terjadi adalah Mpox. Apabila infeksi Mpox yang dialami pasien merupakan kategori ringan, maka dokter akan mengindikasikan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah dengan pemantauan.

Namun demikian, perlu dipastikan bahwa rumah dapat digunakan untuk isolasi mandiri, dan memungkinkan untuk mengurangi kontak semaksimal mungkin dengan anggota keluarga yang lain. Kemudian, perlu juga dipastikan agar pasien dapat melakukan komunikasi dengan tenaga kesehatan untuk melaporkan kondisi kesehatan selama isolasi mandiri.

"Dokter akan melakukan pemeriksaan komprehensif dan memastikan dengan pemeriksaan laboratorium," kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement