Senin 02 Sep 2024 17:49 WIB

Cegah Tumor Tulang dengan Gaya Hidup Sehat

Menurut dokter, kasus tumor tulang meningkat dari tahun ke tahun.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Foto rontgen tulang (ilustrasi). Mencegah tumor tulang harus dilakukan sejak dini dengan pola hidup sehat.
Foto: pixabay
Foto rontgen tulang (ilustrasi). Mencegah tumor tulang harus dilakukan sejak dini dengan pola hidup sehat.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Tumor tulang, meskipun tidak seumum jenis tumor lainnya, tetap menjadi ancaman serius bagi kesehatan. Namun, kabar baiknya adalah kita dapat mengurangi risiko terkena tumor tulang dengan menerapkan pola hidup sehat sejak dini.

Dokter ahli tumor tulang dari Rumah Sakit (RS) Adam Malik dr Andriandi MKed(Surg), SpOT(K) mengatakan mencegah tumor tulang harus dilakukan sejak dini dengan pola hidup sehat. "Gaya hidup sehat itu bisa dilakukan dengan olahraga teratur, makanan sehat, hindari radiasi dan lainnya," ujar dr Andriandi di Medan, Senin (2/9/2024).

Baca Juga

Ia mengatakan faktor risiko yang paling utama adalah gaya hidup yang tidak benar, mulai dari tinggi karbohidrat dan tidak berolahraga. Karena sel hidup lebih banyak dari sel mati, inilah yang menyebabkan tumor.

Menurutnya, tumor tulang memang tidak terlalu familier dibandingkan dengan tumor atau kanker payudara. Tapi, kasusnya terus meningkat dari tahun ke tahun.

"Saat ini, operasi tumor tulang yang dilakukan di RS Adam Malik saja bisa mencapai empat kali dalam sepekan," ujar Andriandi.

Dia mengatakan ini menunjukkan kasus tumor tulang terus meningkat dari tahun ke tahun, termasuk di Sumatera Utara. Andriandi menjelaskan kasus tumor tulang sering terjadi pada anak-anak hingga dewasa yang berumur dari 10-30 tahun.

Namun pada banyak kasus ini ternyata cenderung dibiarkan, sehingga kondisinya menjadi parah. Maka tumor akan menyebar hingga ke bagian tubuh lainnya, misalnya paru-paru, sehingga sulit untuk dilakukan pengobatan.

Selain itu, tumor ini bukan hanya menyerang tulang, tapi juga menyerang daging, sehingga otot-ototnya juga habis dimakan tumor. Menurut Andriandi, jika tumor tulang tidak ditangani, pasien meninggal bukan karena tumor, tapi karena pendarahan tidak terkontrol, sehingga kehabisan darah.

"Jika sudah lari ke paru-paru, mungkin sudah sulit untuk menyelamatkan hidupnya,” kata dia.

Alumnus Universitas Sumatra Utara ini mengatakan pemeriksaan tumor tulang dimulai dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, rontgen, hingga biopsi. “Salah satu pemeriksaannya, bone scintigraphy, hanya ada di RS Adam Malik di Sumut ini. Kami bisa lihat tumor tulangnya sudah menyebar kemana,” ujar Andriandi.

Menurutnya, jika kondisi bagian tubuh yang diserang tumor tulang masih bagus, maka tungkai pada anggota gerak tersebut masih bisa diselamatkan. “Zaman sekarang, tumor tulang tidak mesti harus diamputasi. Sekarang, satu tulang paha pun bisa diganti. Dengan kondisi seperti itu, pasien bisa langsung beraktivitas, bisa langsung jalan maupun berdiri,” kata dia.

Contohnya, kasus tumor tulang yang ditanganinya dengan operasi megaprosthesis yang dilakukan RS Adam Malik pertama di Sumut. "Jadi tumor bisa dibersihkan, dan setengah tulang kering kita ganti. Implannya memang mahal tapi ini ditanggung BPJS Kesehatan," kata Andriandi.

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement