REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Direktur Utama Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) sebagai BUMD Kota Solo Ahmad Syukri Prihanto mengungkapkan penyebab matinya dua gajah di Solo Safari setelah hasil uji lab keluar. Pihaknya menjelaskan gajah bernama Inova yang mati pada akhir Mei 2024 mati karena infeksi hati. Sedangkan gajah lainnya bernama Manohara mati karena Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV).
"Kemarin setelah dibawa ke lab, itu (Manohara) murni karena virus EEHV berdasar hasil Lab Pusat Studi Satwa Primata IPB Bogor. Sementara yang Inova karena infeksi bakteri pada hati berdasarkan Post mortum organ oleh Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Jadi itu murni karena sakit," kata Ahmad, saat dihubungi awak media, Senin (2/9/2024).
Ahmad mengatakan, kedua satwa itu milik negara yang dititipkan ke kebun binatang. Sebelum jadi koleksi di Solo Safaro, Inova merupakan satwa dari Taman Safari Bogor, sementara Manohara merupakan koleksi milik TSTJ.
Pascamatinya salah satu gajah akibat virus, pihaknya juga menguji dua gajah yang tersisa. Dari hasil uji lab gajah tersebut dinyatakan sehat dan negatif virus.
"Hasil uji pada dua gajah yang masih hidup kondisinya sehat dan negatif virus," ucapnya.
Di sisi lain, pihaknya mengatakan untuk antisipasi agar satwa koleksi Solo Safari tidak mati lagi dilakukan evaluasi. Seperti pemeriksaan periodik oleh tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah (Jateng).
"Kalau evaluasi, kami menambah jumlah tim medis, kami menambah dokter hewan spesialis satwa liar. Khusus untuk memantau satwa yang spesial seperti gajah. Dan yang kedua, kita meningkatkan pengawasan kondisi lingkungan. Ini kan cuaca sedang panas, bisa jadi akan berpengaruh pada pakan, kita perhatikan betul pakannya segar," katanya mengakhiri.