Kamis 05 Sep 2024 12:03 WIB

Cegah 100 Juta Kilogram Limbah Plastik Cemari Alam di ASEAN, PCX Markets Gunakan Inovasi  

Pencapaian ini menjadi langkah penting dalam memerangi polusi plastik.

Rep: Antara/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Upaya mereduksi sampah plastik.
Foto: Dok. Pcx
Upaya mereduksi sampah plastik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PCX Markets (“PCX”) telah berhasil mengalihkan lebih dari 100 juta kilogram limbah plastik dari lingkungan. Angka tersebut setara dengan 6,6 miliar botol plastik 15 gram, atau cukup untuk mengelilingi Bumi 25 kali. Pencapaian ini menjadi langkah penting dalam memerangi polusi plastik dan memperkuat peran PCX dalam upaya global memerangi limbah plastik.

Sebagai salah satu pihak yang konsisten mendanai penanggulangan polusi plastik dan pembangunan infrastruktur pengelolaan limbah, PCX telah membantu meningkatkan pengalihan limbah plastik sebesar 34% sejak Januari. Pencapaian ini tidak hanya menunjukkan komitmen PCX untuk mengatasi satu dari sejumlah tantangan lingkungan yang paling mendesak di dunia, tapi juga menunjukkan kontribusinya secara global dan lokal, khususnya di Asia Tenggara.  

Baca Juga

Dalam krisis polusi plastik yang dihadapi dunia saat ini, negara-negara berkembang menanggung beban terberat. Di Indonesia, misalnya, sekitar 7,8 juta ton limbah plastik dihasilkan setiap tahun. 5 juta ton dari limbah tersebut tidak tertampung di tempat pembuangan sampah. Tempat pembuangan akhir pun tidak dikelola dengan baik, berdasarkan data dari Bank Dunia. Daerah pedesaan menyumbang dua pertiga dari limbah plastik yang tidak terkelola dengan baik di Indonesia, akibat terbatasnya program pengelolaan sampah dan kurangnya fasilitas daur ulang. Tanpa intervensi besar, polusi plastik diperkirakan akan meningkat 30% pada tahun 2025 dan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2040.

PBB saat ini sedang merancang perjanjian global tentang plastik yang diharapkan selesai pada Desember 2024. Diperkirakan sekitar $1,64 triliun akan diperlukan untuk mengatasi polusi plastik pada tahun 2040. Sementara itu, National Plastic Action Partnership (NPAP) Indonesia memperkirakan bahwa negara ini membutuhkan sekitar $18 miliar investasi modal untuk mengurangi kontaminasi plastik ke laut sebesar 70% pada tahun 2025 dan untuk mencapai ekonomi sirkular untuk plastik pada tahun 2040.