Ahad 08 Sep 2024 10:27 WIB

Mees Hilgers Ungkap Proses Sampai Akhirnya Ia Memutuskan Siap Bela Timnas Indonesia

Mees Hilgers kini berusia 23 tahun dan berposisi sebagai bek tengah di FC Twente.

Bek Fc Twente Mees Hilgers
Foto: tangkapan layar Youtube FC Twente
Bek Fc Twente Mees Hilgers

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bek FC Twente, Mees Hilgers mengaku sudah sangat lama ingin membela Timnas Indonesia sebelum ia bertemu dan berjabat tangan dengan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir pada Jumat (6/9/2024). Hilgers mengatakan tawaran untuk membela Merah Putih sudah datang saat ia masih membela Twente U-19 yang ia bela mulai Juli 2018 di usianya yang menginjak 17 tahun.

"Sudah lama saya ingin melakukan hal ini, tetapi keadaannya tidak memungkinkan. Saya sangat sibuk dengan Twente. Jadi saya tidak terlalu memikirkan timnas," kata bek yang memilih darah Indonesia dari ibunya yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara itu melalui YouTube FC Twente, dikutip Sabtu (7/9/2024).

Baca Juga

Hilgers mengatakan ketertarikan membela Merah Putih semakin tumbuh setelah ia memiliki satu caps bersama Belanda U-21. Satu caps-nya terjadi pada September 2022 silam ketika ia tampil 45 menit pada laga uji coba yang diakhiri kemenangan 2-1 melawan Belgia U-21.

Ia kemudian langsung menghubungi Fardy Bachdim yang pernah menjadi agennya saat itu untuk mengutarakan keinginannya. "Saya pertama kali bermain untuk tim junior Belanda, Namun, makin lama saya semakin tertarik kepada Indonesia. Saya mulai berpikir "Kenapa tidak? kenapa saya tidak bermain untuk tim Indonesia saja?," jelas bek 23 tahun itu.

"Saya hanya mengirimi pesan bahwa saya ingin bergabung dengan tim Indonesia. Mereka sangat senang. Mereka sama sekali tak menyangka saya akan menghubungi mereka," tambahnya.

"Jadi begitulah prosesnya. Dalam waktu sekitar empat hari, semua dokumen selesai," lanjutnya.

Keputusan memilih membela Indonesia dibuat Hilgers dengan sangat mudah. Ia mengatakan keluarga Indonesia-nya yang tinggal di Amersfoot banyak mempengaruhi keputusannya.

"Saya punya keluarga yang sangat besar. Sembilan bibi dan paman, kalau tak salah. Juga ada orang tua dan kakek nenek saya. Saya bilang tadi aku berasal dari Amersfoort, Belanda tempat tinggal keluarga Indonesia saya."

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement