Senin 09 Sep 2024 20:11 WIB

Merger Angkasa Pura, Erick: Inovasi dan Adaptasi BUMN Hadapi Perkembangan Zaman

InJourney Airports akan mengelola 37 bandara komersial di Indonesia.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Sejumlah calon penumpang antre memasuki pesawat di Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Sabtu (10/2/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Sejumlah calon penumpang antre memasuki pesawat di Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Sabtu (10/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meresmikan penggabungan dua perusahaan besar pengelola bandar udara di Indonesia, PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II). Erick mengatakan penggabungan ini telah berjalan dengan lancar dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ke dalam satu entitas yakni PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports.

"Kehadiran Angkasa Pura Indonesia merupakan terobosan besar dalam sektor industri aviasi dan kebandarudaraan sebagai bentuk adaptif BUMN dalam menghadapi perubahan zaman," ujar Erick saat peresmian merger PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II menjadi PT Angkasa Pura Indonesia di Kantor Pusat Injourney, Gedung Sarinah, Jakarta, Senin (9/9/2024).

Baca Juga

Direktur Utama InJourney Dony Oskaria menjelaskan Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports merupakan subholding sektor jasa kebandarudaraan di bawah holding BUMN aviasi dan pariwisata, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney. Dengan penggabungan tersebut, lanjut Dony, InJourney Airports akan mengelola 37 bandara komersial di Indonesia.

Dony mengatakan transformasi di sektor pengelolaan bandara menjadi keharusan dalam mengoptimalkan tatanan kebandarudaraan nasional, potensi sektor ekonomi, pariwisata, hingga logistik Indonesia. Dengan adanya konsolidasi ini, InJourney Airports dapat menangani lebih dari 170 juta penumpang per tahun.