Kamis 12 Sep 2024 13:43 WIB

Menikmati Sedapnya Masakan Padang Sambil Berburu Kaset Lawas

Denny mengatakan keluarganya tidak memiliki resep khusus masakan Padang.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Fernan Rahadi
Suasana Rumah Makan Padang Jaya 1977 di yang berada di Jalan K.H. Agus Salim Blok A16, Purwodinatan, Semarang, Jawa Tengah.
Foto: Republika/Kamran Dikarma
Suasana Rumah Makan Padang Jaya 1977 di yang berada di Jalan K.H. Agus Salim Blok A16, Purwodinatan, Semarang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, Rumah Makan (RM) Padang Jaya 1977 yang berada di Jalan KH Agus Salim Blok A16, Purwodinatan, Semarang, Jawa Tengah, mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan restoran Padang pada umumnya. Di RM Padang Jaya, kita bisa menikmati sedapnya masakan Padang sambil berburu kaset-kaset musik berbagai genre. 

Sesuai namanya, RM Padang Jaya 1977 telah berdiri sejak 1977. RM tersebut kini dikelola Denny Yuliawan (51 tahun). Denny mengungkapkan, RM Padang Jaya 1977 didirikan oleh ayahnya. Kedua orang tua Denny sama-sama berasal dari Bukittinggi, Sumatra Barat.

 

Denny mengatakan, ayahnya, yang sudah meninggal dunia 2022 lalu pada usia 76 tahun, memiliki kegemaran mendengarkan musik. Ketika memutuskan untuk membuka usaha RM Padang, ayah Denny terpikir untuk menyajikan hiburan bagi para pelanggannya. "Jadi makan sambil diputerin musik. Kalau ada yang suka (kasetnya) dibeli, kan Alhamdulillah ya," ungkap Denny kepada Republika pada Selasa (10/9/2024) lalu. 

 

Saat ini RM Padang Jaya masih memiliki ribuan keping kaset beragam genre. "Kasetnya umum, dari Sabang sampai Merauke ada. Lagu Barat, Mandarin, Latin juga ada, Filipina juga ada, Jepang, dangdut juga ada. Ini (semua) masih dijual," kata Denny. 

 

Dia menambahkan, untuk kaset musik Barat, koleksi terlawasnya adalah dari era 1970-an. Sementara untuk musik lokal, koleksi paling lawasnya adalah era 1980-an. "Setiap kaset dijual dengan harga sama, Rp 20 ribu," ujar Denny. 

 

Kepada Republika, Denny pun sempat menceritakan tentang bagaimana ayahnya bisa memiliki koleksi ribuan kaset. Dia mengungkapkan, dulu koleksi kaset ayahnya cukup terbatas. Sebab pada awalnya semua kaset yang dibeli ayahnya hanya untuk hiburan pribadi.  

 

Namun terdapat satu momen ketika pelanggan bertanya pada ayah Denny soal apakah kaset yang diperdengarkan di RM Padang 1977 bisa dibeli. "Tadinya engga (dijual). Tapi karena ditawar, akhirnya (dijual) jadi duit," kata Denny. 

 

Sejak saat itu, beriringan dengan usaha nasi Padang-nya, ayah Denny mulai melakoni bisnis jual-beli kaset. "Begitu kaset sudah tidak begitu musim, teman-teman Bapak (penjual kaset) yang di (kawasan) Johar itu melemparkan (menjual) ke kami. Terus diborong sama Bapak," ungkap Denny. 

 

Saat ini sebagian kaset-kaset tersebut dipajang di beberapa titik di lantai satu RM Padang Jaya 1977. Sementara sisanya yang masih tertumpuk di dalam lima dus, tersimpan di lantai dua. Denny mengaku tak melakukan perawatan khusus terhadap kaset-kaset peninggalan ayahnya. 

 

Oleh sebab itu dia meyakini dari ribuan kaset tersebut, pasti ada yang sudah mengalami kerusakan pada pitanya. "Pernah juga ada yang sudah beli kaset terus ditukar atau dikembalikan karena kasetnya tidak bisa," ucapnya. 

 

Denny mengatakan, setiap bulannya selalu ada saja yang datang ke RM Padang Jaya 1977 untuk mencari dan membeli kaset. Sebagian dari mereka bahkan berasal dari luar kota Semarang. Namun dia tak pernah menghitung berapa kaset yang dijualnya per bulan. Denny mengaku turut menjual kaset-kasetnya secara daring. 

 

Saat ini Denny tidak aktif mencari kaset untuk dijual kembali. Namun jika ada orang yang datang ke rumah makannya kemudian menawarkan kaset, jika kaset tersebut dinilai masih berpotensi dijual, Denny siap membelinya. 

 

photo
Denny Yuliawan, pemilik RM Padang Jaya 1977. - (Republika/Kamran Dikarma)

 

Resep Turun Temurun

 

Sementara itu untuk masakan Padang-nya, Denny mengatakan keluarganya tidak memiliki resep khusus. "Kita resep khas Padang aja," ucapnya. 

 

Deny mengungkapkan, sebelum meninggal, semua masakan di RM Padang 1977 dimasak oleh ibunya. Sementara ayahnya yang mencicip. "Bapak itu lebih ke quality control," kata Deny berseloroh. 

 

Karena tak ada resep khusus, tak sulit bagi Denny untuk mengolah semua masakan seperti yang dilakukan orang tuanya dulu. Harga per porsi di RM Padang Jaya 1977 dimulai dari harga Rp 17 ribu hingga Rp 37 ribu. 

 

Denny mengungkapkan, menu yang sering dibeli atau paling diminati pelanggannya adalah nasi rendang dan nasi kikil. "Kita buka setiap hari kecuali hari Minggu, dari jam 10 pagi sampai jam 9 malam," ucapnya. 

 

Republika sempat mewawancarai Dika (27 tahun), warga Semarang yang kebetulan tengah makan di RM Padang Jaya 1977. Dia mengaku datang ke sana karena melihat konten dari seorang pemengaruh kuliner di Instagram. "Penasaran, makanya saya ke sini. Ternyata unik, makanannya juga enak," katanya. 

 

Dika mengaku belum pernah menemukan konsep restoran Padang seperti RM Padang 1977. "Karena ini lokasinya juga dekat Kota Lama, orang-orang dari luar Semarang yang sedang wisata ke sini, bisa langsung datang ke rumah makan ini," ujar Dika. 

 

Proses wawancara Republika dengan Denny sempat terhenti beberapa kali. Hal itu karena terdapat sejumlah pelanggan yang datang silih berganti ke RM Padang Jaya 1977. Tak sedikit dari mereka yang sudah sangat akrab dengan Denny. Hal itu menunjukkan bahwa mereka merupakan pelanggan tetap RM Padang Jaya 1977.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement