Senin 16 Sep 2024 20:15 WIB

Maulid Nabi, Ketua PBNU Ajak Teladani Kepemimpinan Rasulullah

Kepemimpinan Nabi Muhammad menyangkut moral dan etika yang tinggi.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrur Rozi yang akrab disapa Gus Fahrur, mengatakan bahwa mendukung penuh langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, yang bekerja sama dengan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam upayanya melakukan bersih-bersih terhadap perusahaan pelat merah dari para koruptor.
Foto: PBNU
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrur Rozi yang akrab disapa Gus Fahrur, mengatakan bahwa mendukung penuh langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, yang bekerja sama dengan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam upayanya melakukan bersih-bersih terhadap perusahaan pelat merah dari para koruptor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dalam momentun peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Fahrur Rozi atau yang akrab dipanggil Gus Fahrur mengajak umat Islam untuk meneladani kepemimpinan Rasulullah. 

Menurut dia, sifat kepemimpinan Rasulullah yang penuh kasih sayang, keadilan, serta kemampuan mempersatukan umat dari berbagai latar belakang adalah contoh ideal yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga

"Kita perlu menjadikan teladan kepemimpinan Rasulullah SAW, beliau adalah seorang pemimpin besar umat Islam yang ideal," ujar Gus Fahrur saat dihubungi Republika, Senin (16/9/2024). 

Gus Fahrur menekankan, kepemimpinan Nabi Muhammad tidak hanya soal kemampuan mengelola masyarakat, tetapi juga menyangkut moral dan etika yang tinggi. Hal ini penting dalam menghadapi tantangan dunia modern yang semakin kompleks. 

"Beliau memimpin dengan pendekatan keteladanan, Rasulullah SAW adalah pemimpin berbasis karakter mulia, setiap pemimpin harus mampu menjadi teladan uswatun hasanah bagi setiap pengikutnya," ucap Gus Fahrur.

Dia juga mengingatkan bahwa Rasulullah selalu memprioritaskan kesejahteraan umat dan menjaga harmoni sosial di tengah perbedaan yang ada. 

"Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin berbasis masyarakat, kepemimpinan yang melayani. Pemimpin yang mampu memberikan motivasi serta membangun komunikasi yang baik dengan pendekatan integritas," kata Gus Fahrur. 

Selain itu, tambah dia, Rasulullah merupakan  sosok pemimpin dengan pendekatan demokratis. Nabi terbilang sangat terbuka dan cerdas dalam mengendalikan emosi dan menangani berbagai permasalahan. "Beliau tidak menunjuk putra mahkota sebagai pengganti setelahnya, dan menyerahkan kepada musyawarah para ulama dan sahabat," jelas dia. 

Dengan meneladani kepemimpinan Nabi, umat Islam diharapkan dapat lebih bijaksana, sabar, dan mampu menjadi rahmat bagi seluruh alam, sesuai dengan pesan utama Islam sebagai agama perdamaian."Rasulullah adalah teladan dalam segala hal bagi umat manusia," kata Pengasuh Ponpes An-Nur 1 Malang ini. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement