REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Mukjizat Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan batu adalah beberapa peristiwa yang luar biasa dan di luar kemampuan manusia biasa. Salah satu mukjizat yang terkenal adalah bahwa beberapa batu mengucapkan salam kepada Rasulullah SAW.
Salah seorang ulama masyhur asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi (1878-1960 M) menjelaskan mukjizat Nabi yang terdapat pada benda tak bernyawa seperti batu. Hal ini menunjukkan bahwa makhluk seperti batu pun mengenali kenabian beliau.
Dalam riwayat shahih yang berasal dari Ali, Jabir, dan Aisyah disebutkan bahwa setiap kali Nabi SAW melewati gunung dan batu, semuanya selalu berkata:
ﺍﻟﺴﻠﺎﻡ ﻋﻠﻴﻚ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠّٰﻪ
Artinya: "Salam untukmu wahai Rasulullah".
Dalam riwayat Ali RA disebutkan, “Saat berada di Makkah bersama Nabi SAW—di awal masa kenabian—beliau pergi ke sejumlah sisinya. Setiap kali bertemu dengan pohon dan gunung, ia berkata kepada beliau, “Salam untukmu wahai Rasulullah.” (HR at-Tirmidzi)
Dalam riwayat jabir RA, ia berkata, “Setiap kali Nabi SAW melewati batu atau pohon, ia bersujud kepada beliau.” Yakni semua tunduk kepada beliau seraya mengucap, “Salam untukmu wahai Rasulullah”.
Dalam riwayat lain yang berasal dari Jabir ibn Samurah d bahwa Nabi SAW bersabda:
ﺇﻧﻲ ﻟﺄﻋﺮﻑ ﺣﺠﺮًﺍ ﺑﻤﻜﺔ ﻛﺎﻥ ﻳﺴﻠّﻢ ﻋﻠﻲّ
Artinya: "Aku mengetahui di kota Mekkah ada batu yang selalu memberi salam untukku. Yakni sebelum beliau diutus menjadi nabi. Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah Hajar Aswad." (HR al-Qurthubi)
Diriwayatkan dari Aisyah RA bahwa Nabi SAW bersabda:
ﻟﻤﺎ ﺍﺳﺘﻘﺒﻠﻨﻲ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﺑﺎﻟﺮﺳﺎﻟﺔ ﺟﻌﻠﺖُ ﻟﺎ ﺃﻣﺮُّ ﺑﺤﺠﺮٍ ﻭﻟﺎ ﺷﺠﺮٍ ﺇﻟﺎ ﻗﺎﻝ: ﺍﻟﺴﻠﺎﻡ ﻋﻠﻴﻚ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝَ ﺍﻟﻠّٰﻪ
Artinya: "Saat Jibril membawa risalah kepadaku, maka setiap kali melewati batu atau pohon, semuanya mengucap, ‘Salam untukmu wahai Rasulullah'."
Selain itu, dalam buku "Kumpulan Mukjizat Nabi Muhammad SAW" halaman 121-123, Said Nursi juga mengungkapkan bahwa batu kerikil bertasbih ketika diambil Rasulullah.
Diriwayatkan dari Anas dan Abu Dzar di mana Anas berkata, “Nabi SAW mengambil sekepal kerikil. Lalu kerikil tersebut bertasbih di tangan Rasulullah SAW sehingga kami pun bisa mendengarnya. Setelah itu, beliau menuangnya ke tangan Abu Bakar RA, ia tetap dalam kondisi bertasbih. Kemudian ia diletakkan ke tangan kami, namun tidak lagi bertasbih.” (HR Ibnu al-Jawzi)
Hal yang sama juga diriwayatkan oleh Abu Dzar RA. Ia menyebutkan bahwa kerikil tersebut bertasbih saat dipegang oleh Umar RA. Namun ketika diletakkan di atas tanah, ia diam. Setelah itu, Umar mengambilnya dan meletakkan di tangan Utsman. Kerikil itu kembali bertasbih. Akan tetapi, saat diletakkan di tangan kami, ia tidak lagi bertasbih.” (HR Bukhari).