Selasa 17 Sep 2024 13:48 WIB

Santri di Solo Meninggal Diduga Dianiaya Senior, Orang Tua: Gara-Gara tak Beri Rokok

Orang tua santri meninggal harap pesantren tak menutup-nutupi.

Rep: Noor Alfian/ Red: Muhammad Hafil
Suasana rumah duka santri yang tewas diduga dianiaya Kakak tingkatnya di Jebres, Solo,  Selasa (17/9/2024)
Foto: Dok Republika
Suasana rumah duka santri yang tewas diduga dianiaya Kakak tingkatnya di Jebres, Solo, Selasa (17/9/2024)

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO–Santri atas nama Abdul Karim Putra Wibowo (13 tahun) diduga meninggal dunia akibat perundungan dan kekerasan kakak tingkatnya. 

Ayah korban Tri Wibowo mengatakan belum mengetahui penyebab pasti kejadian yang menyebabkan anaknya tewas. Namun, dari informasi yang diketahui sang anak menjadi korban perundungan dan kekerasan. 

Baca Juga

"Runtutan kejadian saya belum dapat kepastian dari kepolisian saya masih menunggu hasil otopsi. Berdasarkan informasi yang saya dapatkan anak saya ini korban kekerasan yang dilakukan kakak tingkatnya itu," kata Tri Selasa (17/9/2024). 

Pihaknya mengatakan berdasarkan informasi yang diterimanya, kejadian naas tersebut bermula dari hal sepele. "Sebabnya dan musababnya hal remeh banget, hanya minta rokok dan senioritas dan dia sampai berbuat kekerasan ke anak saya sampai mengakibatkan anak saya meninggal," katanya sambil terisak. 

Tri juga mengatakan pihaknya masih menunggu hasil otopsi dari RSUD Dr Moewardi. Ia menegaskan hal tersebut untuk memperjelas penyebab tewasnya anak tercintanya. 

"Ada pemukulan, saya belum dipastikan saya lihat langsung waktu meninggal itu bagian luar itu seperti tidak terlihat apa apa, makanya kita pihak keluarga memutuskan untuk otopsi biar semuanya jelas kita gak mau ditutup tutupi," katanya. 

"Bukan saya dendam pengen memusuhi pondok pesantren tapi saya ingin anak saya yang terakhir jadi korban. Pondok pesantren tetap pilihan terbaik buat anak anak tapi tolong jangan ada korban lagi mereka dah jauh dari orang tua mau belajar harus dikerasin," katanya. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement