Selasa 17 Sep 2024 14:21 WIB

Macet Parah, Dishub Jabar Sebut Jalur Puncak II Harus Segera Dibangun

Banyaknya simpang akses jalan alternatif ke akses utama membuat dampak kecamatan

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Sejumlah kendaraan bergerak melambat saat pemberlakuan satu arah menuju Jakarta di Kawasan Megamendung, Bogor, Jawa Barat, Senin (16/9/2024). Kemacetan panjang/parah di Jalur Puncak terpantau sudah berakhir. Arus lalulintas dari arah Kawasan wisata puncak menuju Bogor/Jakarta pun kembali ramai lancar usai kepolisian memberlakukan rekayasa lalu lintas oneway atau satu arah.
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah kendaraan bergerak melambat saat pemberlakuan satu arah menuju Jakarta di Kawasan Megamendung, Bogor, Jawa Barat, Senin (16/9/2024). Kemacetan panjang/parah di Jalur Puncak terpantau sudah berakhir. Arus lalulintas dari arah Kawasan wisata puncak menuju Bogor/Jakarta pun kembali ramai lancar usai kepolisian memberlakukan rekayasa lalu lintas oneway atau satu arah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat (Jabar) mengungkapkan tidak memantau progres rencana pembangunan jalur puncak II. Sebab proyek tersebut merupakan proyek strategis nasional (PSN).

"Saya nggak monitor progresnya yang puncak dua itu masuk program nasional itu PUPR," ujar Kepala Dishub Jabar A Koswara saat dihubungi, Selasa (17/9/2024).

Baca Juga

Ia menyebut tidak memantau progres rencana pembangunan tersebut. Sebab Dishub Jawa Barat hanya memiliki kewenangan untuk pemanfaatan jalan tersebut nanti. Namun, satu hal yang ia katakan bahwa pembangunan Jalur Puncak II harus segera dibangun. Sebab akses jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan di Puncak harus segera. "Akses harus segera," katanya.

Koswara mengatakan kemacetan yang terjadi pada libur panjang pekan kemarin terjadi karena volume lalu lintas yang akan menuju Puncak meningkat hingga tiga kali lipat. Akibatnya, kapasitas jalan tidak dapat menampung kendaraan. "Kemacetan terjadi diakibatkan karena jumlah volume lalu lintas yang akan menuju kawasan puncak meningkat hingga tiga kali lipat dari kondisi hari libur biasanya," kata Koswara.